Pematangsiantar, Sinata.id – Terdakwa kasus pembunuhan Mutia Pratiwi, Joe Frisco Johan, mengajukan eksepsi terhadap dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Pematangsiantar.
Joe Frisco Johan Ajukan Eksepsi
Eksepsi atau keberatan tersebut disampaikan dalam sidang perdana yang digelar Rabu (16/5/2025), dimana Joe Frisco pelaku utama dalam pembunuhan duduk di kursi pesakitan bersama lima terdakwa lainnya, meskipun dalam berkas perkara yang terpisah.
Penasihat hukum Joe Frisco, Dedi Pranoto, mengatakan bahwa sidang lanjutan akan dilaksanakan pada Rabu pekan depan dengan agenda pembacaan eksepsi terhadap dakwaan berlapis yang dikenakan kepada kliennya.
Dia menyampaikan bahwa dirinya hanya menjadi kuasa hukum untuk Joe Frisco dan tidak mendampingi kelima terdakwa lainnya.
“Kita akan mempelajari pasal-pasal yang didakwakan JPU. Sekarang belum bisa kita pastikan mana yang cocok untuk berbohong, sedang kita mengoordinasikannya. Makanya kita ajukan eksepsi,” ujar dia.
Dakwaan jaksa mengungkapkan Joe Frisco dihujani sejumlah pasal atas pembunuhan kekasihnya, Mutia. Dakwaan dakwaan primer pertama yakni Pasal 340 KUHP junto Pasal 55 ayat (1) ke-1 tentang pembunuhan berencana dengan ancaman pidana seumur hidup.
Dakwaan kedua menjerat terdakwa Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.
Selain itu, turut disertakan Pasal 353 ayat (3) dan Pasal 351 ayat (3) KUHP terkait penganiayaan yang mengakibatkan kematian, dengan ancaman hukuman sembilan tahun.
Dakwaan terakhir adalah Pasal 306 ayat (2) KUHP tentang penelantaran orang yang menyebabkan kematian, juga dengan ancaman sembilan tahun penjara.
Mutia Pratiwi (25) alias sela tewas disiksa secara brutal oleh kekasihnya, Joe, putra seorang pengusaha terkenal di Pematangsiantar. Korban meninggal di ruko milik Joe pada 20 Oktober 2024, dan jasadnya ditemukan dua hari kemudian di jurang kawasan hutan lindung Tahura, Kabupaten Karo.
Dalam persidangan, beberapa terdakwa lain terlibat dalam upaya menghilangkan jejak, termasuk 3 warga sipil yang membantu membuang mayat serta dua anggota polisi yang mengetahui kejadian tetapi tidak melaporkannya. (*)