Medan, Sinata.id – Suasana Balai Kota Medan terasa hangat namun tegas, ketika Wali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, menerima kunjungan perwakilan United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) dan International Organization for Migration (IOM).
Dalam pertemuan itu, Rico menekankan bahwa Pemko Medan selalu membuka diri untuk membantu para imigran pencari suaka, namun tetap menempatkan keamanan serta kenyamanan warga sebagai prioritas utama.
Rico menyampaikan harapan agar kasus-kasus penolakan warga terhadap imigran, seperti yang sempat terjadi di Aceh, tidak terulang di Medan. “Kami ingin penanganan dilakukan secara humanis dan profesional. Koordinasi yang erat antara UNHCR, IOM, dan perangkat daerah adalah kunci menjaga situasi kondusif,” ujarnya, Senin (15/9/2025).
Protection Associate UNHCR, Oktina Hafanti, mengungkapkan, saat ini sekitar 1.200 imigran dari berbagai negara berada di Medan. Mereka berasal dari Afghanistan, Irak, Iran, Sudan, Pakistan, dan Somalia. Sebagian besar telah menetap hingga satu dekade, menunggu kejelasan status suaka. “Mayoritas adalah warga Somalia yang berharap dapat diterima di negara ketiga seperti Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, atau Kanada. Namun beberapa negara, termasuk AS, telah menutup pintu bagi imigran baru,” jelasnya.
Menurut Oktina, penundaan penempatan disebabkan kebijakan negara-negara tujuan. “Jika pun ada negara yang bersedia menerima, para imigran harus memiliki keterampilan tertentu. Karena itu, UNHCR menawarkan dua skema: Private Sponsorship, yaitu penjaminan dari keluarga mereka di luar negeri, dan Talent Beyond Boundaries (TBB), yang memfasilitasi mereka dengan keahlian agar bisa diterima di negara yang membutuhkan,” tambahnya.
Perwakilan IOM, Kathleen Lina, menjelaskan bahwa sejak 2005, organisasinya telah berada di Medan untuk membantu penanganan imigran. Biaya hidup mereka, termasuk makan dan tempat tinggal, sepenuhnya ditanggung IOM. “Setiap imigran dewasa menerima tunjangan Rp1.750.000 per bulan, sedangkan anak-anak mendapatkan Rp800.000,” terangnya. Saat ini, para imigran ditampung di 12 lokasi berbeda di seluruh Medan. (SN7)