Pematangsiantar, Sinata.id— Kekeliruan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Pematangsiantar, Junaedi Antonius Sitanggang yang salah menyebut usia hari jadi kota dalam pernyataan resmi menuai kritik tajam dari pengamat kebijakan publik.
Wesly Copot Sekda Junaedi
Pengamat Daulat Sihombing menilai kesalahan itu bisa saja dimaknai sebagai kelalaian. Tapi karena Junaidi sebagai Sekda, mestinya hal itu tidak terjadi.
“Makanya buat sebagian orang bisa saja itu ditafsirkan sebagai bentuk kekonyolan. Masak Sekda bisa lupa atau gak tau usia Kota Pematangsiantar. Bisa dianggap itu sebagai bentuk kekonyolan. Kalau kekonyolan, maka patut menjadi evaluasi bagi Walikota Wesly Silalahi.
Jika Sekda saja tidak tahu usianya, bagaimana masyarakat bisa menaruh kepercayaan?” kata Daulat pendiri Sumut Watch- lembaga pemerhati kebijakan pemerintah, dihubungi Sinata, Rabu (30/4/2025).
Sekda sebagai pejabat birokrasi tertinggi di kota seharusnya menjadi figur yang teliti dan paham betul terhadap sejarah serta agenda strategis daerah. Daulat menjelaskan bahwa ketidaktahuan terhadap hal yang sangat mendasar seperti usia kota dinilai sebagai bentuk kelalaian serius yang tak layak ditoleransi.
Menjawab pertanyaan Sinata, apakah Junaedi layak dicopot Walikota, Daulat mengatakan, bahwa mempertahankan atau mencopot Junaedi sebagai Sekda merupakan otoritas Walikota. Apakah dianggap masih layak atau sudah tak layak, tergantung penilaian Walikota Wesly.
“Tapi andaikan pun dicopot, sebenarnya juga tidak ada yang luar biasa. Apalagi pengangkatan Junaedi sebagai Sekda adalah produk Walikota Susanti, bahkan dalam kontestasi Pilkada Kota Pematangsiantar yang dimenangkan Wesly Silalahi, Junaedi dianggap loyalis politik sekaligus pendukung pemenangan calon Walikota incumbent Susanti.
Maka ketika Wesly sebagai pemenang, wajar saja dia harus menempatkan loyalis yang mendukung visi dan misinya. Junaedi kan loyalis dan pendukung visi dan misi calon Walikota Susanti?” ungkap Daulat.
Tapi kata Daulat lagi, jika Walikota Wesly Silalahi mempertahankan Junaidi Sitanggang sebagai Sekda Kota Pematangsiantar, sah- sah saja, sepanjang dapat dipertanggungjawabkan dengan alasan yang logis.
Seperti diberitakan, Sekda Junaedi salah menyebut usia hari jadi Kota Pematangsiantar. Ia mengucapkan usia kota itu ke-146, padahal Pematangsiantar berulang tahun ke-154.
Momen ini terjadi saat ia memberi apresiasi kepada Polantas yang mengamankan arus lalu lintas selama rangkaian HUT Kota Pematangsiantar.
Junaedi kemudian buru-buru memperbaiki usia kota, setelah anggota Polisi disebelahnya membisikkan usia kota yang sebenarnya.
Ironisnya kesalahan yang dipertontonkan Junaedi tepat terjadi di hari jadi Kota Pematangsiantar pada 24 April 2025. Sinata telah menanyakan hal ini namun tidak merespons.
Sampai saat ini, belum ada permohonan maaf Sekda Junaedi terhadap masyarakat atas kelalaian yang timbul. (*)