Jakarta, Sinata.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan ungkapan duka mendalam setelah rumah pribadinya menjadi sasaran penjarahan pada akhir pekan, Sabtu–Minggu, 30–31 Agustus 2025. Dari sejumlah barang yang raib, satu lukisan bunga karya tangannya sendiri menjadi sorotan utama karena memiliki nilai emosional yang tak tergantikan.
Melalui unggahan di akun Instagram pribadinya, Sri Mulyani menceritakan bagaimana seorang pria berjaket merah dan mengenakan helm hitam terlihat membawa kabur lukisan tersebut dengan tenang. “Lukisan bunga yang saya buat 17 tahun lalu adalah simbol perenungan diri sekaligus kenangan keluarga. Nilainya tak dapat digantikan oleh uang,” tulisnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menegaskan, kehilangan lukisan bukan sekadar soal benda, melainkan cermin rapuhnya rasa aman di masyarakat. “Lukisan itu hilang, sebagaimana lenyapnya rasa aman, kepastian hukum, serta nilai perikemanusiaan yang adil dan beradab di negeri ini,” ungkap Sri Mulyani.
Ia juga menyoroti pemberitaan penjarahan yang ramai dibagikan di media sosial. Menurutnya, penyebaran secara sensasional justru memperburuk situasi. “Hilang hukum, hilang akal sehat, hilang peradaban,” tegas pejabat kelahiran Bandar Lampung tersebut.
Sri Mulyani kemudian mengingatkan bahwa yang lebih memilukan dari kehilangan benda pribadi adalah adanya korban jiwa dalam kerusuhan tersebut. “Minggu kelabu di akhir Agustus itu, ada nyawa manusia yang melayang. Kehilangan itu jauh lebih berharga dibanding sebuah lukisan,” ujarnya.
Lebih lanjut, ia menyerukan agar masyarakat tetap menjaga persatuan dan tidak menyerah pada kekuatan perusak. “Indonesia adalah rumah kita bersama. Mari rawat dan perbaiki negeri ini tanpa lelah, tanpa amarah, tanpa putus asa,” pungkasnya. (A46)