Sinata.id – Presiden Prabowo Subianto mengumumkan serangkaian program ambisius untuk memperkuat investasi sumber daya manusia Indonesia. Presiden menegaskan bahwa masa depan bangsa harus dimulai dari anak-anak yang cerdas, bukan hanya mereka yang mampu secara ekonomi, tapi juga dari kalangan bawah yang sering luput dari perhatian negara.
“Kita harus menjaring anak-anak pintar yang terhalang ekonomi. Jangan anggap mereka hanya dari keluarga mampu. Banyak anak dari kalangan bawah yang jenius. Kita wajib mencari mereka,” ujar Prabowo, dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Senin (20/10/2025).
Uang Koruptor untuk Pendidikan Anak Bangsa
Presiden Prabowo juga mengungkap rencana sebagian dana hasil penyitaan korupsi, senilai Rp13 triliun, akan dialokasikan untuk memperkuat beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
“Uang dari hasil korupsi, sisa efisiensi, semuanya akan kita investasikan untuk masa depan, ke LPDP,” tegasnya.
Tak berhenti di sana, Prabowo juga mengumumkan program pembagian buku sekolah dan papan digital interaktif (Interactive Flat Panel / IFP) berukuran 75 inci ke seluruh sekolah negeri, dari SD, SMP hingga SMA.
Baca Juga: Utang Jumbo Whoosh Tanggung Jawab Danantara dan Tanggapan China
Hingga tahun ini, sekitar 50 ribu sekolah telah menerima perangkat tersebut, dan target besar ditetapkan: 288 ribu sekolah akan mendapatkan IFP pada 2025.
“Sekolah di daerah terpencil kini bisa merasakan kualitas pengajaran yang sama. Guru di kota besar bisa mengajar langsung ke pelosok lewat layar interaktif ini,” jelasnya.
Prabowo menyebut bahwa studio pengajaran nasional akan dibangun agar guru-guru terbaik dapat mengajar secara daring ke 330 ribu sekolah di seluruh Indonesia, termasuk di pegunungan, kepulauan, dan pinggiran kota.
“Dari satu studio pusat, guru bisa mengajar ke seluruh negeri. Tidak ada lagi sekolah yang kekurangan guru berkualitas,” kata Ketua Umum Partai Gerindra itu.
Pada 2027, Prabowo menargetkan setiap sekolah memiliki hingga enam unit layar interaktif, mempercepat pemerataan mutu pendidikan di seluruh tanah air.
Prabowo sempat membagikan kisah menarik. Ia bercerita tentang seorang siswa yang menulis huruf sangat kecil demi menghemat kertas. Cerita sederhana itu memantik refleksi sang presiden soal pentingnya pendidikan karakter dan literasi dasar.
“Kita perlu ajarkan kembali menulis dengan baik. Tapi jangan huruf kecil-kecil. Nanti semua anak kita pakai kacamata,” ucapnya sambil tersenyum.
Bahkan, ia meminta Menteri Keuangan menyiapkan program pembagian buku tulis dengan huruf besar agar anak-anak bisa belajar tanpa membebani mata.
“Investasi paling penting bukan di infrastruktur, tapi di anak-anak kita, sumber daya manusia kita,” tandasnya. [zainal/a46]