Sinata.id – Google kembali menarik diri dari pasar tablet setelah mengumumkan penghentian pengembangan lini Pixel Tablet. Keputusan ini diambil hanya dua tahun setelah peluncuran perangkat perdana pada 2023.
Dalam pernyataannya usai acara tahunan Made by Google 2025, pihak perusahaan menyebut alasan utama langkah tersebut adalah ketidakjelasan prospek kategori tablet. Menurut Google, perangkat jenis ini dinilai belum memberi nilai tambah yang cukup bagi konsumen.
Shakil Barkat, Wakil Presiden Devices and Services Product Group Google, menegaskan tablet tidak lagi menjadi perangkat penting dalam ekosistem pengguna.
“Tidak ada skenario di mana konsumen benar-benar membutuhkan tablet,” ujarnya, dikutip Sinata.id dari Bloomberg, Kamis (28/8/2025).
Ia menambahkan, kebutuhan harian sudah dipenuhi oleh ponsel pintar yang didukung perangkat lain seperti jam tangan pintar, earbud, hingga kacamata pintar.
Namun, keputusan Google ini bertolak belakang dengan tren pasar global. Laporan Canalys mencatat pertumbuhan pengapalan tablet dunia sebesar 9 persen pada kuartal pertama 2025.
Apple, sebagai pemain dominan, mengirimkan 13,7 juta unit iPad dengan pertumbuhan 14 persen, sementara Xiaomi bahkan mencatat lonjakan 56 persen. Produsen lain seperti Samsung, Huawei, Nubia, dan Honor pun terus menghadirkan model baru, termasuk Galaxy Tab S10.
Ironisnya, langkah mundur Google juga berlawanan dengan strategi perangkat lunak Android 16 yang baru saja memperkenalkan fitur multitasking dan mode desktop—dua inovasi yang justru ideal untuk tablet. Padahal, perusahaan sebelumnya mengisyaratkan rencana jangka panjang untuk memperkuat integrasi Android dengan ChromeOS.
Bukan pertama kalinya Google tersandung di bisnis tablet. Sejak 2012, perusahaan mencoba berbagai upaya mulai dari Nexus 7 besutan Asus hingga Nexus 10 buatan Samsung. Meski tampil dengan layar beresolusi tinggi, keduanya kalah bersaing dengan iPad akibat keterbatasan aplikasi Android yang optimal di layar besar.
Eksperimen berlanjut lewat Pixel C pada 2015, tablet premium dengan aksesori keyboard opsional. Namun, sistem Android yang belum mendukung multitasking membuat perangkat ini tidak berkembang. Pada 2018, Google meluncurkan Pixel Slate berbasis ChromeOS, tetapi performa yang tidak stabil dan harga tinggi membuatnya gagal bersaing dengan Microsoft Surface maupun iPad Pro.
Pada 2019, Google sempat menghentikan produksi tablet dan beralih fokus ke Chromebook. Empat tahun kemudian, perusahaan kembali mencoba lewat Pixel Tablet berbasis Android. Meski diharapkan menjadi titik balik, perangkat ini tidak berhasil menarik minat pasar dan akhirnya kembali terhenti pada 2025. (A46)