Sinata.id – Nama Glenny H. Kairupan resmi tercatat sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar Rabu (15/10/2025) siang tadi di Gedung Manajemen Garuda, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang. Glenny Kairupan menggantikan Wamildan Tsani, membawa pengalaman militernya yang panjang ke dunia korporasi penerbangan nasional.
Profil Glenny Kairupan
Glenny Kairupan lahir di Manado pada 11 Februari 1949. Masa kecilnya diwarnai pengasuhan oleh orang tua angkat hingga usia enam tahun, sebelum kembali tinggal dengan keluarga kandungnya.
Ia kemudian menghabiskan masa remaja di Petojo, Jakarta, lingkungan yang membentuk kecintaannya terhadap olahraga dan disiplin. Olahraga jujitsu, karate, dan voli menjadi bagian dari kesehariannya.
Pada 1965, Glenny tercatat sebagai siswa SMA Negeri 4 Jakarta dan aktif sebagai Ketua Kesatuan Aksi Pemuda dan Pelajar Indonesia (KAPPI). Setelah peristiwa G30S, ia memimpin aksi demonstrasi dan mogok belajar sebagai bentuk partisipasinya di tengah gejolak politik.
Baca Juga: Glenny Kairupan Jadi Dirut Baru Garuda Indonesia
Tahun 1970, Glenny melangkah ke Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bagian Darat (AKABRI Darat), satu angkatan dengan Susilo Bambang Yudhoyono dan Prabowo Subianto. Persahabatan dekat dengan Prabowo terbentuk sejak masa taruna, bahkan mereka berada dalam kompi yang sama.
Lulus pada 11 Desember 1973, Glenny resmi menjadi Letnan Dua Infanteri. Ia kemudian menyempurnakan pendidikan formalnya dengan gelar sarjana dari Universitas Suryadarma dan gelar pascasarjana dari American World University.
Karier Militer Glenny Kairupan
Karier militernya dimulai sebagai perwira infanteri, mengikuti berbagai kursus seperti Sus Sarcabif, pendidikan perhubungan udara, hingga menjadi pilot di Pusat Penerbangan Angkatan Darat. Penugasan pertamanya membawa Glenny ke Timor Timur pada 1976, di mana ia dikenal turun langsung mengevakuasi prajurit yang terluka, menunjukkan keberanian dan kepemimpinan yang tegas.
Pengalaman internasional pun diraih, termasuk belajar di Hawaii pada 1980 bersama Divisi Infanteri 25 Angkatan Darat Amerika Serikat, serta penugasan sebagai asisten atase pertahanan di Filipina. Kariernya menanjak hingga menjabat Komandan Korem 073/Makutarama di Salatiga dan berbagai posisi strategis intelijen di Kostrad.
Pasca reformasi 1998, Glenny berperan dalam Satgas Penentuan Pendapat Timor Timur (P3TT) yang berkoordinasi dengan UNAMET. Ia pensiun dari TNI pada 2004 dengan pangkat Mayor Jenderal. Pada 10 Agustus 2025, Presiden Prabowo Subianto menganugerahkan pangkat kehormatan Letnan Jenderal atas jasanya di Timor Timur.
Karier Politik Glenny Kairupan
Selain militer, Glenny aktif di Partai Gerindra. Ia pernah menjadi Ketua DPD Gerindra Sulawesi Utara hingga 2016, membawa partainya meraih peningkatan kursi signifikan di DPRD Sulut.
Ia sempat mencalonkan diri sebagai anggota DPR-RI pada 2009 dan 2014, serta calon wakil gubernur Sulawesi Utara pada 2015, meski belum berhasil meraih posisi terpilih. Hingga periode 2020–2025, Glenny menjadi anggota Dewan Pembina Partai Gerindra.
Karier Korporasi dan Garuda Indonesia
Langkahnya ke dunia bisnis dimulai saat ia diangkat sebagai Komisaris Garuda Indonesia pada November 2024.
Kini, dengan penunjukan sebagai Direktur Utama, Glenny memimpin maskapai pelat merah ini di tengah tantangan industri penerbangan yang dinamis.
Bersamanya, Thomas Sugiarto Oentoro menjabat Wakil Direktur Utama, sementara posisi komisaris utama dipegang Fadjar Prasetyo.
Kehidupan Pribadi
Glenny menikah dengan Sri Ekasari Rachmadiarti pada 1980. Pasangan ini dikaruniai satu anak perempuan, Juwita Debbie Kairupan.
Kehidupan keluarga tetap menjadi fondasi penting bagi Glenny di tengah karier militernya yang padat dan tanggung jawab besar di dunia politik maupun korporasi.
Dengan rekam jejak yang panjang dari militer, politik, hingga korporasi, Glenny Kairupan kini menatap tantangan baru sebagai nakhoda utama Garuda Indonesia, membawa semangat disiplin, pengalaman strategis, dan visi kepemimpinan yang matang ke lini penerbangan nasional. [zainal/a46]