Dunia streetwear yang sempat “lari” ke pasar thrifting karena harga miring mulai menunjukkan tanda-tanda bergerak kembali ke produk lokal.
Desainer independen, brand komunitas, hingga pelaku clothing line kini memiliki ruang untuk bertumbuh tanpa ditekan banjir barang impor bekas.
Konveksi, sablon, dan industri turunannya pun terdorong untuk meningkatkan kapasitas produksi.
Sektor ini dikenal sebagai tulang punggung UMKM fesyen, dan selama bertahun-tahun menjadi yang paling terpukul oleh tren pakaian bekas impor.
Baca Juga: Warner Bros Discovery Dijual, Siapa Penguasa Tahta Hollywood?
Batik Kasual hingga Modest Fashion Terdongkrak
Bukan hanya streetwear, tetapi juga fesyen Nusantara ikut merasakan angin perubahan.
Batik kasual, modest fashion, hingga produk etnik lokal mulai kembali dilirik pasar karena kini tak lagi harus bersaing dengan barang bekas super murah.
Tak berhenti di situ, pesanan untuk pakaian custom, merchandise komunitas, hingga produk edisi terbatas untuk musik, otomotif, kampus, dan komunitas kreatif mulai diprediksi meroket.
Ketika produk lokal kembali menjadi pilihan utama, kreativitas dan produksi domestik kian punya panggung.
Anggawira menegaskan, peluang ini hanya akan menjadi momentum jangka panjang jika pemerintah mampu menjaga konsistensi.
Penindakan harus berjalan seimbang dengan edukasi publik mengenai bahaya pakaian bekas ilegal, baik dari sisi industri maupun kesehatan.