Brussels, Sinata.id – Sekretaris Jenderal NATO Mark Rutte menyampaikan kesiapan penuh aliansi pertahanan untuk bertindak “apa pun” guna melindungi anggotanya di Eropa.
Pernyataan keras ini merupakan respons langsung terhadap ancaman perang dari Presiden Rusia Vladimir Putin, yang menyatakan kesiapan Moskow untuk “segera” berperang jika Eropa memulainya.
“Jangan salah, kami siap dan bersedia melakukan apa pun untuk melindungi satu miliar penduduk kami dan mengamankan wilayah kami. Putin yakin ia bisa bertahan lebih lama dari kami, tetapi kami tidak akan ke mana-mana,” tegas Rutte di Brussels, Kamis (4/12/2025), jelang pertemuan puncak NATO.
Pernyataan ini menyusul komentar Putin sehari sebelumnya, yang menyatakan Rusia tidak menginginkan perang dengan Eropa namun akan siap melawan jika diprovokasi.
Eskalasi retorika ini terjadi bersamaan dengan mandeknya upaya perundingan damai untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina.
Upaya mediasi Amerika Serikat tampak menemui jalan buntu setelah pertemuan lima jam antara utusan khusus Presiden AS Donald Trump, Kirill Dmitriev, dengan pejabat tinggi Kremlin pada Selasa lalu gagal mencapai titik terang.
Delegasi AS, termasuk Steve Witkoff dan Jared Kushner, kemudian membatalkan rencana pertemuan lanjutan dengan delegasi Ukraina di Brussels dan langsung kembali ke Washington.
Di tengah kebuntuan ini, Rutte menyebut Presiden Trump sebagai “satu-satunya orang di seluruh dunia yang mampu memecahkan kebuntuan”.
Klaim ini disampaikan meskipun tidak ada kemajuan substantif yang dilaporkan dari pembicaraan di Moskow.
Kremlin membantah menolak sebuah kesepakatan, menyebut ketidaksepakatan sebagai bagian dari proses normal.
Sementara itu, Uni Eropa mengajukan proposal finansial baru dengan memanfaatkan aset Rusia yang dibekukan untuk mengumpulkan dana 90 miliar euro guna mendukung kebutuhan militer dan dasar Ukraina.
Di Kiev, pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky juga diguncang masalah internal setelah Andriy Yermak, negosiator utama dan kepala stafnya, mengundurkan diri menyusul skandal korupsi senilai 100 juta dolar AS. (*)