Pematangsiantar, Sinata.id – Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, kembali menunjukkan keteladanan spiritual dan kepemimpinan yang membumi dengan memikul salib dalam perayaan Paskah bersama Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kota Pematangsiantar, Jumat 18 April 2025.
Rayakan Paskah Bersama GAMKI
Prosesi jalan salib dimulai dari Lapangan Universitas HKBP dan berakhir di Lapangan Parkir Dinas Pariwisata (Tugu Becak), melintasi sejumlah jalan protokol, seperti Jalan Sang Naualuh Damanik, Jalan Sutomo, Jalan Sudirman, dan Jalan Merdeka. Di tengah terik matahari dan kerumunan warga, Wesly turut serta memerankan Yesus Kristus dengan memikul salib besar hingga ke halaman Balai Kota Pematangsiantar.
“Saya ingin terus menghayati makna pengorbanan Tuhan Yesus yang menebus dosa manusia. Peristiwa Jumat Agung ini adalah kisah yang tidak pernah berubah sepanjang masa, dan harus menjadi teladan bagi kita semua dalam menjalani kehidupan,” ungkap Wesly usai prosesi.
Ini merupakan kedua kalinya Wesly Silalahi ikut dalam prosesi pemikulan salib di Kota Pematangsiantar. Sebelumnya, ia melakukan hal serupa pada periode 2015-2020, saat dirinya masih berstatus sebagai calon Wali Kota Pematangsiantar berpasangan dengan Salianto dalam pasangan [Westo] Kini, sebagai pemimpin terpilih untuk periode 2025–2030, ia kembali meneguhkan komitmennya pada nilai-nilai keimanan, pengorbanan, dan pelayanan kepada masyarakat.
Ketua GAMKI Kota Pematangsiantar, Hendra Simanjuntak, menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran langsung Wali Kota dalam kegiatan jalan salib yang sarat makna tersebut.
“Kami melihat komitmen kuat dari Bapak Wali Kota untuk hadir bahkan setelah melakukan perjalanan ke luar kota. Ini menunjukkan perhatian dan keterlibatannya yang besar terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan. Beliau benar-benar hadir sebagai pemimpin bagi semua lapisan masyarakat,” ujar Hendra.
Ia menambahkan bahwa Kota Pematangsiantar merupakan kota yang majemuk dan memiliki banyak denominasi gereja serta organisasi keumatan, yang menjadikan dinamika kehidupan sosial masyarakat sangat beragam.
“Kita berharap Bapak Wesly terus memimpin dengan semangat untuk semua masyarakat, bukan hanya kelompok tertentu. Seperti pesan yang kami sampaikan hari ini: Sapangambei Manoktok Hitei Ibagas Habonaron do Bona, semangat gotong royong dengan kebenaran sebagai dasarnya,” tambah Hendra.
Prosesi ditutup dengan doa bersama yang dipimpin sejumlah tokoh lintas gereja. Masyarakat yang hadir pun tampak haru menyaksikan momentum yang bukan sekadar simbol keagamaan, melainkan juga bentuk nyata dari kepemimpinan yang berakar pada nilai pengorbanan dan pelayanan. (Rel)