“Lokasi yang gelap dan sepi adalah surga bagi pencuri. Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Kota Medan untuk memperbanyak lampu penerangan dan pemasangan CCTV di titik rawan,” ungkap Kapolrestabes.
Calvijn menilai kejahatan ini tak berdiri sendiri. Banyak pelaku ternyata juga pengguna narkoba aktif.
Hasil curian dijual untuk membeli sabu, dan dalam kondisi terpengaruh mereka kembali melakukan pencurian.
“Siklusnya harus diputus. Kami tidak hanya menangkap pelaku, tapi juga menindak tegas penadah dan pengguna narkoba yang terlibat dalam jaringan ini,” tegasnya.
Menutup konferensi pers, Kombes Pol Jean Calvijn Simanjuntak menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang aktif melaporkan aktivitas mencurigakan di lingkungannya.
“Setiap laporan warga kami tindak lanjuti cepat. Bila ada pelaku yang melawan petugas atau merusak fasilitas umum, tindakan tegas akan kami ambil tanpa kompromi,” ujarnya.
Ia menegaskan komitmen Polrestabes Medan untuk menjaga keamanan kota dari ancaman para “rayap besi” yang merusak fasilitas publik demi keuntungan pribadi.
“Medan harus aman, dan kami tidak akan memberi ruang bagi kejahatan. Kami akan terus bekerja, siang dan malam,” pungkasnya. [sinata/dfb]






