Kini sebagai Rikako, ia hidup dalam aturan dan ekspektasi. Sebagai Yotsuha, ia menulis ulang takdirnya sendiri.
“Dulu aku takut kehilangan cinta penggemar, sekarang aku lebih takut kehilangan diriku,” ujarnya.
Kalimat itu menjadi simbol revolusi kecil di dunia hiburan Jepang: bahwa menjadi diri sendiri, meski melawan arus, bisa jauh lebih jujur daripada hidup dalam citra yang dipaksakan.
Yotsuha Kominato memilih berjalan di jalur yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, jalur yang membuatnya bebas, namun juga menantang.
Ia mungkin tidak lagi berdiri di atas panggung dengan lampu sorot, tapi kisahnya telah membuka perdebatan besar tentang arti kebebasan dalam dunia hiburan modern.
Nama Yotsuha Kominato kini tercatat dalam sejarah pop Jepang sebagai simbol keberanian perempuan yang menolak dikendalikan oleh citra, dan memilih menjadi manusia seutuhnya. [a46]
penulis: zainal efendi
sumber: berbagai sumber