Pematangsiantar, Sinata.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Djasamen Saragih Kota Pematangsiantar siapkan master plan untuk “mengejar” dana Rp 500 miliar dari Danantara Indonesia.
Demikian dikatakan Direktur RSUD dr Djasamen Saragih, dr Aulia Sambas MKM, seiring dengan program Danantara Indonesia membuka investasi besar-besaran di bidang kesehatan.
Dengan dana Rp 500 miliar, diharapkan Aulia, RSUD dr Djasamen dapat menjadi rumah sakit (RS) bertaraf nasional. Sehingga, dokumen perencanaan (master plan) 2026-2029 untuk itu, sedang dipersiapkan.
Sebutnya, guna menuju RS bertaraf nasional, dengan dana itu nantinya, akan dibangun dua gedung baru RSUD beserta fasilitas pelayanan medis. Kedua gedung nantinya terdiri dari 5 lantai.
Gedung pertama, fokus untuk pelayanan rawat inap, dengan kapasitas 150 bad (tempat tidur). Fasilitas yang dibangun berbasis kelas rawat inap standar (KRIS).
“Gedung rawat inap nantinya berstandar nasional, dengan pengaturan pencahayaan, sirkulasi udara, kelembaban, serta kamar mandi yang dilengkapi fasilitas handling,” ujarnya, Kamis 2 Oktober 2025.
Juga Akan Ada Gedung untuk Berbagai Perawatan Intensif
Nantinya, ungkap Aulia, pada gedung baru, akan ada berbagai fasilitas ruang perawatan intensif. Seperti Intensif Care Unit (ICU), Intensif Cardiac Care Unit (ICCU), Neonatal Intensif Care Unit (NICU), Pediatric Intensive Care Unit (PICU), Cardio Vascular Care Unit (CVCU), High Dependency Unit (HDU).
“Juga, akan ada ruang bermain untuk anak dan area kuliner,” ujarnya.
Saat membangun, Direktur RSUD Djasamen Saragih ini menegaskan, akan mengacu ke detail engineering design (DED), serta mendukung pelayanan terpadu, seperti radiologi, onkologi, uronorologi dan IGD.
Menurut Aulia, rencana itu sejalan dengan arahan Wali Kota Pematangsiantar, Wesly Silalahi, agar RSUD menjadi pusat layanan kesehatan bertaraf nasional dan modern.
Menurutnya, rumah sakit yang berlokasi di Kota Pematangsiantar ditargetkan menjadi rumah sakit regional di Sumatra Utara. Sehingga mampu memberikan pelayanan maksimal, dengan fasilitas kesehatan representatif di luar Kota Medan.
“Aku berfikir kota ini akan menjadi kota agency. Apa itu agency? Seperti agency traveling, jadi orang mau dari mana-mana, mau dari luar negeri, nasional, agency-nya disini. Sampe valuta asing sentral-nya disini. Jadi biar wisata-nya saja yang di Danau Toba, tapi agency putaran keuangan-nya disini,” ucapnya. (SN15)