Sinata.id
  • Indeks
  • News
    • Nasional
    • Nusantara
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Otomotif
  • Wisata
  • Entertainment
    • Seleb
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • Indeks
  • News
  • Trending
  • Nusantara
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
Perang dagang antara AS dan China semakin memanas dengan kebijakan tarif balasan yang diterapkan kedua negara.

Ilustrasi.

Saling Balas, Perang Dagang AS-China Hantam Pasar Saham dan Minyak

Zainal Editor: Zainal
10 April 2025 | 02:53 WIB
Rubrik: Keuangan

Beijing, Sinata.id – Ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan China kembali meningkat setelah Beijing mengumumkan kebijakan tarif balasan terhadap barang-barang asal AS. Keputusan ini diambil pada Jumat, 4 April 2025, sebagai respons langsung atas langkah Presiden AS Donald Trump yang menerapkan tarif impor baru terhadap berbagai negara, termasuk China.

Perang Dagang Amerika Serikat – China

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Ji, menyatakan bahwa kebijakan tarif baru dari Washington melanggar aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan merusak sistem perdagangan multilateral. “Kenaikan tarif sepihak Amerika Serikat jelas merugikan kepentingan bersama semua negara dan tidak membantu menyelesaikan masalah ekonomi mereka sendiri,” ujar Guo, seperti dikutip Sinata.id, Kamis, 10 April 2025.

Kebijakan Tarif Baru dari AS

Pada Rabu, 2 April 2025, Presiden Donald Trump mengumumkan pemberlakuan tarif impor tambahan terhadap sejumlah negara, termasuk mitra dagang utama seperti Uni Eropa, Jepang, dan China. Untuk barang-barang asal China, AS menerapkan tarif tambahan sebesar 34%, sehingga total tarif yang dikenakan terhadap produk China kini mencapai 54%.

Dalam pidatonya di Gedung Putih, Trump menyatakan bahwa kebijakan ini merupakan bagian dari upayanya untuk mengembalikan kejayaan industri Amerika. Bahkan, ia menamai hari pengumuman tarif tersebut sebagai “Liberation Day” atau “Hari Pembebasan” bagi industri AS. Selain China, Uni Eropa dan Jepang dikenakan tarif masing-masing sebesar 20% dan 24%, sementara Inggris dikenai tarif 10%.

Respons Tegas dari China

Sebagai langkah balasan, pemerintah China mengumumkan tarif impor sebesar 34% terhadap seluruh produk asal AS mulai Jumat, 4 April 2025. Tarif ini jauh lebih tinggi dibandingkan tarif sebelumnya yang berkisar antara 10-15%.

Selain menerapkan tarif balasan, China juga mengambil langkah strategis lain, di antaranya:

  • Menggugat kebijakan tarif AS ke WTO, dengan alasan bahwa tindakan Washington tidak adil dan bertentangan dengan aturan perdagangan internasional.
  • Menambahkan 11 perusahaan AS ke dalam daftar entitas yang tidak dapat diandalkan, yang melarang mereka berbisnis di China.
  • Memasukkan 16 perusahaan AS ke dalam daftar kontrol ekspor, membatasi akses mereka terhadap sumber daya penting dari China.
  • Membatasi ekspor mineral tanah jarang, komponen utama dalam industri teknologi tinggi, termasuk produksi kendaraan listrik.
  • Menangguhkan impor produk pertanian tertentu, seperti kedelai, sorgum, unggas, dan tepung tulang dari perusahaan-perusahaan AS.

Kementerian Keuangan China mengecam kebijakan tarif AS dan menegaskan bahwa langkah tersebut tidak hanya merugikan China tetapi juga mengancam stabilitas ekonomi global serta rantai pasokan dunia. Beijing mendesak Washington untuk membatalkan tarif dan kembali ke meja perundingan guna menyelesaikan sengketa dagang secara adil dan saling menguntungkan.

Dampak Global dan Sikap Negara Lain

Kebijakan tarif AS memicu reaksi keras dari berbagai negara. Uni Eropa, Kanada, dan Australia secara terbuka mengecam kebijakan tersebut dan mengancam akan melakukan langkah balasan diplomatik maupun ekonomi.

Perdana Menteri Kanada, Mark Carne, mengumumkan bahwa Kanada akan mengenakan bea masuk 25% terhadap kendaraan asal AS yang tidak memenuhi syarat dalam perjanjian perdagangan bebas antara Kanada, AS, dan Meksiko (USMCA). Sementara itu, Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, menyebut tarif 10% terhadap negaranya sebagai “tindakan tidak berdasar” yang merusak hubungan perdagangan bilateral.

Di Indonesia, pemerintah hingga kini belum menyampaikan sikap resmi terkait kebijakan tarif AS. Wakil Menteri Perdagangan Diah Roro Siti dan Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi belum memberikan tanggapan apakah Presiden Prabowo Subianto telah mengadakan rapat khusus terkait situasi ini.

Namun, Menteri Perdagangan Budi Santoso melalui akun Instagram resminya menyatakan bahwa pemerintah telah melakukan rapat koordinasi sejak 2 April 2025 untuk membahas langkah strategis menghadapi kebijakan tarif AS. Meski demikian, detail hasil rapat tersebut belum diungkapkan ke publik.

Dampak Ekonomi: Minyak Anjlok, Pasar Saham Terpukul

Ketegangan perdagangan antara AS dan China memberikan dampak signifikan terhadap pasar keuangan global. Harga minyak dunia anjlok 8% pada Jumat, 4 April 2025, mencapai titik terendah sejak puncak pandemi COVID-19. Harga minyak mentah Brent turun 7,6% menjadi $64,84 per barel, sementara minyak mentah AS West Texas Intermediate (WTI) turun 8,2% menjadi $61,48 per barel.

Di pasar saham, indeks-indeks utama di Wall Street mengalami tekanan besar. Saham teknologi, termasuk Apple, mengalami penurunan drastis hingga 7%, sementara indeks S&P 500 mencatat penurunan terbesar dalam lebih dari dua tahun terakhir.

Di Eropa, indeks FTSE di Inggris turun 3,96%, DAX Jerman anjlok 4,72%, dan CAC 40 Prancis terkoreksi 3,9%. Indeks saham Asia juga mengalami penurunan, dengan Hang Seng Hong Kong turun 1,52%, Nikkei Jepang melemah 2,80%, dan indeks Shanghai turun 0,24%.

Perang dagang antara AS dan China semakin memanas dengan kebijakan tarif balasan yang diterapkan kedua negara. Langkah ini tidak hanya berdampak pada hubungan bilateral kedua negara tetapi juga mengguncang pasar keuangan global dan mengancam stabilitas ekonomi dunia.

China menegaskan bahwa mereka tidak mencari konfrontasi tetapi tidak akan ragu untuk melindungi kepentingannya. Sementara itu, berbagai negara termasuk Uni Eropa, Kanada, dan Australia mulai mempertimbangkan langkah-langkah perlindungan terhadap dampak kebijakan tarif AS. Kini, dunia menantikan apakah Washington dan Beijing akan kembali ke meja perundingan atau perang dagang ini akan semakin meluas dan memperburuk ketidakpastian ekonomi global. [ze]

Tags: Amerika SerikatChinaDonald TrumpMinyakPasar SahamPerang DagangPresiden Amerika Serikat

wesly herlina

Berita Terkait

Selembar uang kertas biru dengan nominal yang tak lazim, yakni Rp 5.000, sontak memicu berbagai spekulasi.
Keuangan

Viral Uang Kertas Biru Bertuliskan Rp 5.000, Ini Respons Resmi Bank Indonesia

Editor: Zainal
15 April 2025 | 01:59 WIB

Jakarta, Sinata.id - Jagat media sosial dihebohkan oleh sebuah unggahan yang memperlihatkan selembar uang kertas rupiah berwarna biru dengan nominal...

Baca SelengkapnyaDetails
Sri Mulyani menegaskan bahwa APBN dalam kondisi aman dan mampu mendanai berbagai program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Keuangan

Pastikan APBN Tidak Jebol, Sri Mulyani: Program Pemerintah Sudah Teranggarkan

Editor: Zainal
10 April 2025 | 03:12 WIB

Jakarta, Sinata.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap dalam kondisi aman...

Baca SelengkapnyaDetails
China merespons kebijakan Trump soal tarif terbaru yang diterapkan dengan menaikkan tarif impor dari AS hingga mencapai lebih dari 80 persen.
Keuangan

Imbas Kebijakan Trump, China Naikkan Tarif Impor Barang AS Jadi 84 Persen

Editor: Zainal
10 April 2025 | 03:03 WIB

Beijing, Sinata.id - China merespons kebijakan tarif terbaru yang diterapkan Presiden AS Donald Trump dengan menaikkan tarif impor dari Amerika...

Baca SelengkapnyaDetails

Berita Terbaru

News

Wanita Muda Tewas Melawan Jambret, Pamit dari Rumah Mencari Kerja

9 Juni 2025 | 17:39 WIB
News

Perampokan di Siang Bolong Terjadi di Siantar, 1 Korban Tewas dan 1 Kritis

9 Juni 2025 | 16:29 WIB
Simalungun

Lewat CSR, Masyarakat Bersyukur Atas Hadirnya PT RAS di Sambosar Raya

8 Juni 2025 | 20:07 WIB
News

Warga Geram Pemkab Simalungun Dinilai Lamban Tangani Banjir Pasar Bawah Serbelawan

8 Juni 2025 | 19:27 WIB
News

Tragedi di Bandar Masilam: Pria Muda Akhiri Hidup dengan Gantung Diri

8 Juni 2025 | 18:30 WIB
Pematangsiantar

Kesal dan Kecewa Terhadap Pemko Siantar, Pedagang Pasar Horas Akan Demo 3 Hari

8 Juni 2025 | 18:07 WIB
Simalungun

Di Momen Idul Adha, Bupati Simalungun Nyatakan Berbagi Harus Dimulai dari Rumah

8 Juni 2025 | 16:27 WIB
Simalungun

Lelah Menunggu Peran Pemkab Simalungun, Masyarakat Bangun Sendiri Jalan di Nagorinya

8 Juni 2025 | 14:52 WIB
News

Mayat di Kebun Bridgestone, Hasil Pemeriksaan Ditemukan Luka Serius di Tubuh Korban

8 Juni 2025 | 02:11 WIB
News

Mayat Pria Ditemukan di Kebun Bridgestone, Berdomisili di Riau

7 Juni 2025 | 17:11 WIB
News

Polres Simalungun Sembelih 17 Hewan Kurban Perayaan Idul Adha

7 Juni 2025 | 13:20 WIB
News

Gegara Suara Bising Walet, Warga Ancam Gugat Pemko Pematangsiantar

6 Juni 2025 | 21:09 WIB
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Rakutta Sembiring, Perumahan Grand Rakutta Indah Nomor 42-43, Pondok Sayur, Siantar Martoba, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 21137

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • News
    • Nasional
    • Nusantara
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Otomotif
  • Wisata
  • Entertainment
    • Seleb

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Rakutta Sembiring, Perumahan Grand Rakutta Indah Nomor 42-43, Pondok Sayur, Siantar Martoba, Pematangsiantar, Sumatera Utara, 21137

📧 redaksisinata @ gmail.com

Sinata.id