Sinata.id
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
Sinata.id
No Result
View All Result
  • INDEKS
  • Headline
  • News
  • Trending
  • Regional
  • Nasional
  • Bisnis
  • Sports
  • Entertainment
  • Teknologi
  • Wisata
  • Religi

Sejarah Membuktikan: Negara Bisa Runtuh Karena Rakus Memungut Pajak

Editor: Zainal Efendi
9 Agustus 2025 | 03:34 WIB
Rubrik: News
negara bisa runtuh karena rakus memungut pajak

Ilustrasi.

Sinata.id – Pajak merupakan instrumen vital yang menopang pendapatan negara. Melalui penerimaan pajak, pemerintah membiayai layanan publik, membangun infrastruktur, serta menjaga keberlangsungan administrasi negara. Dalam konsep idealnya, pajak berfungsi sebagai wujud partisipasi rakyat untuk kemaslahatan bersama.

Namun, sejarah mencatat, ketika pungutan pajak berubah menjadi beban yang melampaui batas kewajaran—diterapkan secara timpang atau bahkan dikelola dengan cara koruptif—instrumen fiskal ini dapat menjadi faktor destruktif yang melemahkan fondasi negara.

Dari keruntuhan Kekaisaran Romawi hingga krisis modern yang dialami Yunani, pola yang sama kerap muncul: ketidakadilan pajak menggerus kepercayaan rakyat, memicu instabilitas, dan pada akhirnya menggoyahkan legitimasi kekuasaan.

Baca Juga: Sejarah Rakyat Menjarah Harta Pejabat Kaya Doyan Flexing

Berikut rangkuman lima peristiwa bersejarah yang menunjukkan bagaimana pajak yang memberatkan rakyat dapat berujung pada kehancuran negara, dihimpun Sinata.id dari berbagai sumber pada Jumat, 8 Agustus 2025.

1. Kekaisaran Romawi: Pajak Tinggi di Penghujung Kejayaan

Pada puncak kekuasaannya, Kekaisaran Romawi dikenal memiliki sistem perpajakan yang terstruktur dan efisien, menopang pembangunan jalan raya, akuaduk, serta fasilitas umum. Namun, memasuki abad ke-3 Masehi, situasi berubah.

Krisis ekonomi, perang panjang melawan suku barbar, dan membengkaknya biaya birokrasi memaksa pemerintah menaikkan pungutan pajak secara signifikan. Petani kecil menjadi korban terbesar, diwajibkan membayar pajak tunai dan pajak hasil bumi, bahkan saat gagal panen.

Tekanan ini memicu eksodus penduduk dari lahan pertanian, menurunkan produksi pangan, dan menyebabkan kelaparan. Sejarawan Michael Rostovtzeff menilai, “Pajak yang menindas dan kemerosotan moral masyarakat mempercepat kehancuran ekonomi Romawi.”

Saat serangan barbar memuncak pada abad ke-5, dukungan rakyat terhadap negara telah runtuh. Keruntuhan Kekaisaran Romawi Barat pada tahun 476 M menjadi bukti bahwa beban pajak yang berlebihan dapat mengikis kekuatan sebuah imperium.

2. Prancis Menjelang Revolusi 1789: Ketidakadilan yang Meledakkan Amarah

Menjelang akhir abad ke-18, Prancis menghadapi krisis fiskal serius. Perang berlarut, termasuk keterlibatan dalam Perang Kemerdekaan Amerika, menguras kas negara. Sementara itu, istana Raja Louis XVI tetap mempertahankan gaya hidup mewah.

Sistem pajak kala itu sangat timpang: bangsawan dan gereja yang termasuk kelas First Estate dan Second Estate hampir bebas dari pungutan, sementara rakyat di Third Estate menanggung pajak tanah, pajak garam, dan berbagai beban lain.

Ketidakadilan ini memicu Sidang États Généraux pada Mei 1789, yang bukannya menyelesaikan masalah justru menjadi awal Revolusi Prancis. Penyerbuan Bastille pada 14 Juli 1789 menandai runtuhnya monarki absolut. Sejarawan Albert Soboul menegaskan, “Pajak yang tidak adil adalah katalis utama revolusi terbesar dalam sejarah modern.”

3. Kekaisaran Ottoman: Pajak Sebagai Alat Penindasan

Pada masa kejayaannya, Kekaisaran Ottoman menguasai wilayah luas dari Eropa Timur hingga Afrika Utara. Namun, pada abad ke-17 dan ke-18, kebijakan perpajakan yang keliru mempercepat kemundurannya.

Salah satunya adalah sistem tax farming, di mana hak pemungutan pajak diberikan kepada pihak swasta atau pejabat lokal yang membayar uang muka kepada pemerintah. Demi meraih keuntungan pribadi, para pemungut ini kerap menaikkan tarif pajak secara sepihak.

Kondisi tersebut menghancurkan sektor pertanian, mendorong perpindahan penduduk dari desa ke kota, dan memicu pemberontakan di berbagai wilayah. Lemahnya ekonomi akibat pajak berlebihan menjadi salah satu faktor yang mempercepat bubarnya Kekaisaran Ottoman pasca-Perang Dunia I.

4. Dinasti Qing di Tiongkok: Pajak Tinggi dan Pemberontakan Taiping

Abad ke-19 menjadi masa suram bagi Dinasti Qing. Ledakan populasi, krisis pangan, dan korupsi di tingkat lokal membuat beban pajak resmi—yang sudah tinggi—ditambah pungutan liar dari pejabat daerah.

Rakyat yang terdesak akhirnya bangkit melawan. Pemberontakan Taiping (1850–1864) yang dipimpin Hong Xiuquan menewaskan 20 hingga 30 juta jiwa, menjadikannya salah satu perang saudara paling mematikan dalam sejarah.

Kekacauan ini meruntuhkan kekuatan Qing hingga akhirnya kekaisaran tumbang pada 1912. Sejarawan Jonathan Spence menyebut, “Kebijakan pajak yang korup dan menindas menjadi akar dari bencana nasional tersebut.”

5. Yunani Modern: Krisis Utang dan Lonjakan Pajak

Meski tidak mengalami kehancuran fisik, Yunani menjadi contoh kontemporer dari dampak pajak tinggi di tengah krisis ekonomi.

Krisis utang yang memuncak pada 2008 memaksa pemerintah menerima bailout dari Uni Eropa dan IMF. Sebagai konsekuensi, kebijakan penghematan ekstrem diberlakukan: pajak penghasilan, pajak properti, dan PPN melonjak tajam, sementara belanja publik dipangkas.

Tingkat pengangguran mencapai 27 persen pada 2013, memicu gelombang protes di Athena. Kebijakan tersebut dinilai lebih berpihak pada kepentingan kreditur internasional dibanding kesejahteraan rakyat.

Kelima contoh ini menunjukkan bahwa kekuatan militer atau politik tidak menjamin kelanggengan sebuah negara. Kepercayaan rakyat—yang salah satunya ditentukan oleh keadilan pajak—menjadi faktor krusial dalam menentukan masa depan sebuah pemerintahan. (*)

Tags: KeruntuhanPajakPeradabanSejarah

Berita Terkait

peringatan hari kesaktian pancasila di tugu letda sujono. (foto: sinata/sawal)
Simalungun

Peringatan Kesaktian Pancasila di Simalungun, Generasi Muda Diajak Teladani Pahlawan

Editor: Redaksi Sinata 2
1 Oktober 2025 | 17:20 WIB

Simalungun, Sinata.id - Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang dilaksanakan di Halaman Tugu Letda Sujono, Perkebunan PTPN IV Regional I...

Baca SelengkapnyaDetails
pemerintah as shutdown, ini artinya
Dunia

Pemerintah AS Shutdown, Ini Artinya

Editor: Redaksi Sinata 2
1 Oktober 2025 | 16:35 WIB

AS, Sinata.id - Pemerintah Amerika Serikat berhenti operasi (shutdown) setelah Senat gagal menyetujui Rancangan Undang-Undang Anggaran (RUU) belanja tahunan pada...

Baca SelengkapnyaDetails
dosen diduga lecehkan mahasiswa, universitas nomensen siantar gelar investigasi
Pematangsiantar

Dosen Diduga Lecehkan Mahasiswa, Universitas Nomensen Siantar Gelar Investigasi

Editor: RP
1 Oktober 2025 | 16:30 WIB

Pematangsiantar, Sinata.id - CP, mahasiswi Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar (UHKBPNP), juga sering disebut Universitas Nomensen Siantar, keluhkan peristiwa yang diduga...

Baca SelengkapnyaDetails
persiapan mtq ke-xx toba dimatangkan, 6 cabang diperlombakan. dok pemkab toba
Regional

200 Peserta Siap Berlaga di MTQ ke-XX di Toba, Digelar 9-11 Oktober Mendatang

Editor: Redaksi Sinata 2
1 Oktober 2025 | 16:11 WIB

Toba, Sinata.id - MTQ ke XX  tingkat Kabupaten Toba 2025 direncanakan digelar di Mesjid Nurul Iman, Desa Ligaliga Peatalun, Simarmar,...

Baca SelengkapnyaDetails
kahiyang ayu perkenalkan kekayaan wastra sumut ke istri dubes as. dok sumut
Regional

Dari Medan untuk Washington: Kahiyang Ayu Perkenalkan Kekayaan Wastra ke Istri Dubes AS

Editor: Redaksi Sinata 2
1 Oktober 2025 | 16:01 WIB

Medan, Sinata.id - Beragam wastra atau kain tradisional khas Sumatera Utara (Sumut) diperkenalkan oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda)...

Baca SelengkapnyaDetails

Berita Terbaru

Gadget

Murah Meriah! Samsung Galaxy M07 Dibekali Spek Gahar dan Update 6 Tahun

1 Oktober 2025 | 17:22 WIB
Simalungun

Peringatan Kesaktian Pancasila di Simalungun, Generasi Muda Diajak Teladani Pahlawan

1 Oktober 2025 | 17:20 WIB
Dunia

Pemerintah AS Shutdown, Ini Artinya

1 Oktober 2025 | 16:35 WIB
Pematangsiantar

Dosen Diduga Lecehkan Mahasiswa, Universitas Nomensen Siantar Gelar Investigasi

1 Oktober 2025 | 16:30 WIB
Regional

200 Peserta Siap Berlaga di MTQ ke-XX di Toba, Digelar 9-11 Oktober Mendatang

1 Oktober 2025 | 16:11 WIB
Regional

Dari Medan untuk Washington: Kahiyang Ayu Perkenalkan Kekayaan Wastra ke Istri Dubes AS

1 Oktober 2025 | 16:01 WIB
Regional

Gubernur Bobby Larang Rumah Sakit di Sumut Tolak Pasien

1 Oktober 2025 | 15:53 WIB
Regional

Samosir Siap Pukau Dunia, Event Trail of The Kings Tinggal Hitungan Hari

1 Oktober 2025 | 15:31 WIB
Regional

Hari Kesaktian Pancasila Momentum Perkuat Komitmen Kebangsaan

1 Oktober 2025 | 15:02 WIB
Bola

Liverpool Tumbang di Kandang Galatasaray

1 Oktober 2025 | 13:41 WIB
Pematangsiantar

Plt Kadis Sosial P3A Siantar Komplain, ODGJ Juga Tugas Dinkes dan Sat Pol PP

1 Oktober 2025 | 13:18 WIB
Pematangsiantar

Meski Hujan Turun, Pemko Siantar Tetap Gelar Upacara Hari Kesaktian Pancasila

1 Oktober 2025 | 13:02 WIB
  • Indeks
  • Pedoman
  • Privacy
  • Redaksi
  • ToS
  • News Map
  • Site Map
Seedbacklink

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com

No Result
View All Result
  • Indeks
  • Headline
  • News
    • Nasional
    • Regional
    • Dunia
    • Pematangsiantar
    • Simalungun
  • Trending
  • Bisnis
    • Investasi
    • Keuangan
  • Sports
    • Bola
      • Liga Champions
      • Liga Inggris
      • Liga Italia
      • Liga Spanyol
  • Teknologi
    • AI
    • Aplikasi
    • Gadget
    • Game
  • Rileks
    • Gaya Hidup
    • Kesehatan
    • Entertainment
      • Seleb
    • Kolom
      • Religi
  • Wisata

© 2025

logo sinata id new


PT. SINAR KEADILAN UTAMA (SINATA)
Jl. Merpati V No 2, Kelurahan Pesanggrahan, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, DKI Jakarta, 12320.

ALAMAT REDAKSI
Jl. Pdt. Justin Sihombing No. 162, Kelurahan Siopat Suhu, Kecamatan Siantar Timur, Pematangsiantar, 21139, Sumatera Utara.

📧 redaksisinata @ gmail.com

Sinata.id