Oleh: Pastor Dion Panomban
Saat Teduh Abba Home Famili Rabu 1 Oktober 2025.
Dalam perjalanan iman kita sebagai anak-anak Tuhan, Yesus mengingatkan dengan sangat tegas tentang mamon atau harta duniawi. Firman Tuhan menyebut mamon sebagai perkara kecil di hadapan Kerajaan Allah. Namun seringkali, cara kita memperlakukan uang justru memperlihatkan kondisi hati kita yang sesungguhnya.
Uang hanyalah alat, bukan tujuan. Uang tidak boleh menjadi tuhan dalam hidup kita, melainkan dipakai untuk menopang dan mendukung rencana Allah. Itulah sebabnya Tuhan Yesus mengajar agar kita bersikap benar terhadap mamon yang tidak jujur.
Mengapa kita perlu setia dan benar dalam hal mamon?
Karena dari situlah terlihat kesetiaan kita kepada Tuhan. Sikap kita terhadap uang menunjukkan bagaimana hati kita kepada Allah. Persembahan, memberi, dan kemurahan hati bukan sekadar tindakan lahiriah, melainkan cermin iman kita.
Firman Tuhan di 1 Timotius 6:17-19 memberi peringatan yang jelas:
“Peringatkanlah kepada orang-orang kaya di dunia ini agar mereka jangan tinggi hati dan jangan berharap pada sesuatu yang tak tentu seperti kekayaan, melainkan pada Allah yang dalam kekayaan-Nya memberikan kepada kita segala sesuatu untuk dinikmati…”
Ada beberapa hal penting yang bisa kita renungkan:
1. Mengapa kita diperingatkan dalam hal mamon?
Karena hati manusia mudah sekali terikat pada harta. Kekayaan sering membuat orang tinggi hati, merasa mampu tanpa Allah. Firman menegaskan agar kita tidak berharap pada kekayaan yang fana, melainkan pada Allah sumber segala berkat.
2. Apa maksud diperingatkan?
Peringatan berarti kasih Allah yang menegur agar kita tidak salah jalan. Tuhan tahu betapa liciknya harta, sehingga Ia menasihati kita supaya tidak jatuh dalam jeratnya.
3. Dalam hal apa kita diperingatkan?
Kita diperingatkan untuk tidak meninggikan diri, tidak menaruh harap pada kekayaan, melainkan diarahkan untuk berbuat baik, kaya dalam kebajikan, suka memberi, dan suka berbagi.
4. Apa yang harus dilakukan orang percaya?
Ayat 19 menjelaskan, kita harus mengumpulkan harta sebagai dasar yang baik di hadapan Allah, bukan sekadar menimbun harta duniawi.
5. Apa maksud ayat 19?
Maksudnya, ketika kita murah hati dan menggunakan berkat Tuhan dengan benar, kita sedang menaruh harta di surga. Itulah hidup yang sesungguhnya, kekekalan bersama Allah.
Saudaraku, memberi adalah cara kita mengalahkan dosa akhir zaman: cinta akan uang dan cinta akan diri sendiri (2 Tim. 3:1-5 ). Saat kita setia memberi, karakter kita dibentuk, dan kita dimampukan untuk hidup sesuai rencana Allah.
Mari kita renungkan firman ini:
“…dengan demikian mengumpulkan suatu harta sebagai dasar yang baik bagi dirinya di waktu yang akan datang untuk mencapai hidup yang sebenarnya.” (1 Tim. 6:19).
Hidup yang sebenarnya bukanlah sekadar memiliki harta, melainkan hidup yang dipakai Tuhan untuk menjadi saluran berkat dan akhirnya mewarisi kekekalan bersama Dia. (A27)