Sinata.id – Bupati Aceh Tengah, Haili Yoga, memilih turun langsung ke Pasar Paya Ilang Takengon, Senin (22/9/2025). Tidak hanya sekadar inspeksi, ia datang untuk mendengar keluhan pedagang yang sudah lama menghadapi persoalan klasik, ketidaktertiban operasional antara pedagang grosir dan eceran.
Di tengah riuh suasana pasar terbesar di Tanoh Gayo itu, Bupati Haili Yoga menegaskan bawha pemerintah daerah tidak akan membiarkan ketidakadilan terus berlangsung.
“Pedagang juga butuh hidup, nanti kita sepakati bersama. Beberapa tuntutan seperti pedagang grosir akan kita samakan agar adil. Harga pun harus sama, jangan sampai merugikan pedagang kecil. Pemerintah harus hadir,” ujarnya lantang, disambut tepuk tangan para pedagang.
Langkah ini bukan basa-basi. Bupati memastikan keputusan konkret akan dibahas dalam forum resmi keesokan harinya bersama seluruh pedagang dan pihak terkait.
Dari hasil tinjauan, Bupati menyoroti tiga persoalan mendasar yang wajib dibereskan, yakni penataan lokasi berjualan. Pedagang diminta menempati lapak resmi dan tidak lagi memakai badan jalan.
Selanjutnya, Bupati Haili juga mengakhiri praktik berdagang di area yang tidak sesuai ketentuan. Kemudian ia juga menerapkan aturan yang tegas soal jam operasional grosir, agar pedagang kecil tidak selalu kalah dalam persaingan.
Kebijakan ini dianggapnya sebagai kunci untuk mengembalikan keteraturan pasar sekaligus memberi ruang adil bagi semua pihak.
Infrastruktur Pasar Juga Jadi Prioritas
Bupati tidak berhenti pada urusan regulasi. Ia juga menyinggung perbaikan infrastruktur.
Mulai Oktober mendatang, akses jalan antara Gedung D Pasar Paya Ilang dan lokasi penjualan daging serta ikan akan dibangun rabat beton.
Tujuannya untuk memperlancar aktivitas jual beli sekaligus meningkatkan kenyamanan pembeli.
Respon Cepat yang Disambut Baik
Kepala UPTD Pasar Tanoh Gayo, Lilis, mengapresiasi sikap responsif Bupati.
“Alhamdulillah, sudah ada respon dari Bupati,” ujarnya.
Sementara itu, bagi pedagang kecil, kehadiran Bupati di tengah mereka bukan hanya simbol, melainkan bentuk nyata keberpihakan.
Selama ini, mereka merasa sering terpinggirkan. Kini, ada harapan baru bahwa suara mereka tidak lagi sekadar angin lalu. (A46)