Oleh: Pastor Dion Pamomban
Dalam Saat Teduh Abba Home Family edisi Selasa, 16 Desember 2025, umat diajak untuk kembali menguji fondasi hidup iman melalui satu pertanyaan mendasar: apa yang menjadi standar hidup kita—Kristus atau yang lain? Renungan ini menegaskan bahwa kekristenan sejati bukan sekadar rutinitas keagamaan, melainkan kehidupan yang dibangun di atas standar Kristus.
Rasul Paulus dalam 1 Korintus 11:1 berkata, “Ikutlah teladanku, sama seperti aku juga mengikuti teladan Kristus.” Pernyataan ini menegaskan bahwa Kristus adalah dasar kehidupan orang percaya. Sebab, sebagaimana sebuah bangunan membutuhkan fondasi yang kuat, demikian pula iman membutuhkan dasar yang benar agar tidak runtuh oleh tekanan, pencobaan, dan standar dunia.
Pembacaan Alkitab diambil dari Matius 5:21–22. Dalam ayat 21, Yesus mengutip hukum Taurat yang menegaskan larangan membunuh dan ancaman hukuman bagi pelanggarnya. Ayat ini menggambarkan standar agama, yaitu ketaatan yang berfokus pada perbuatan lahiriah dan penilaian hukum manusia.
Namun dalam ayat 22, Yesus membawa hukum tersebut ke tingkat yang lebih dalam. Ia menegaskan bahwa kemarahan, perkataan yang menghina, dan sikap merendahkan sesama juga merupakan pelanggaran serius di hadapan Allah. Di sinilah terlihat dengan jelas standar Yesus, yang tidak hanya menilai tindakan, tetapi juga sikap hati, motivasi, dan relasi dengan sesama.
Untuk menolong jemaat melakukan refleksi pribadi, renungan ini juga mengajak setiap orang percaya merenungkan beberapa pertanyaan penting:
1. Standar apa yang Anda pahami dari Matius 5:21–22 mengenai kehidupan orang percaya?
2. Apa perbedaan utama antara standar agama dan standar Yesus sebagaimana dijelaskan dalam ayat 21–22?
3. Bagaimana gambaran standar agama menurut Matius 5:21, dan mengapa standar ini sering hanya berfokus pada tindakan lahiriah?
4. Bagaimana standar Yesus menurut Matius 5:22, khususnya dalam hal sikap hati, perkataan, dan relasi dengan sesama?
5. Apa komitmen atau tekad pribadi Anda setelah bersaat teduh pagi ini untuk menjadikan Kristus sebagai satu-satunya standar hidup?
Renungan ini menegaskan bahwa hidup Kristen bukan sekadar tidak melakukan dosa secara kasat mata, tetapi membiarkan Kristus memerintah hati, pikiran, dan perkataan. Standar Yesus menuntut pertobatan yang sejati, penguasaan diri, dan kasih yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
Ketika Kristus menjadi standar hidup, iman tidak lagi berhenti pada ketaatan lahiriah, tetapi bertumbuh menjadi kehidupan yang memuliakan Allah dari hati yang diubahkan.(A27)






