Sinata.id – Anak-anak yang menunjukkan kecerdasan di atas rata-rata ternyata tidak hanya unggul secara akademis, tetapi juga berpeluang menikmati umur yang lebih panjang.
Berbagai studi sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa individu dengan skor IQ tinggi di masa muda memiliki kemungkinan lebih besar untuk hidup hingga usia lanjut—bahkan hingga 70 tahun ke depan.
Salah satu temuan menunjukkan, setiap peningkatan skor tes di masa muda dikaitkan dengan penurunan risiko kematian hingga 24 persen.
Kini, petunjuk penting di balik fenomena ini mulai terkuak. Analisis data genetik berskala besar yang melibatkan lebih dari 400.000 individu oleh para ilmuwan University of Edinburgh berhasil mengungkap adanya hubungan genetik antara kecerdasan masa kanak-kanak dan harapan hidup. Ini merupakan bukti biologis pertama yang menjelaskan korelasi tersebut.
Namun, peneliti menegaskan bahwa genetik bukanlah segalanya. Dr. David Hill, penulis studi, menekankan bahwa hubungan ini tidaklah tak terelakkan.
“Dengan mengubah lingkungan, dimungkinkan pula untuk mengubah ekspresi gen yang terkait sifat-sifat ini, serta hubungan antara kemampuan kognitif dan umur panjang,” ujarnya.
Penelitian yang dipublikasikan pada Oktober 2025 ini menganalisis data genetik tentang fungsi kognitif dari anak-anak berusia 6 hingga 18 tahun, lalu membandingkannya dengan data genetik mengenai harapan hidup. Hasilnya, ditemukan hubungan kuat di antara keduanya.
Dr Hill menjelaskan dua mekanisme utama yang mungkin terjadi. Pertama, kecerdasan di masa kecil cenderung menghasilkan pencapaian pendidikan yang lebih tinggi, yang membuka akses ke lingkungan dan sumber daya yang lebih mendukung kesehatan.
Kedua, varian genetik yang terkait dengan kemampuan kognitif yang lebih tinggi juga mungkin berkontribusi pada perkembangan tubuh dan otak yang lebih tangguh dalam menghadapi gangguan lingkungan.
Temuan ini menegaskan bahwa manfaat menjadi anak cerdas melampaui sekadar prestasi akademis,bahkan memengaruhi kesehatan seumur hidup.
Para peneliti menekankan pentingnya intervensi dini dan kebijakan pendidikan yang mendukung perkembangan kognitif anak.
“Kebijakan pendidikan dan intervensi dini yang meningkatkan perkembangan kognitif dapat membawa manfaat kesehatan masyarakat yang lebih luas daripada yang diperkirakan sebelumnya,” tandas tim peneliti. (A58)