Oleh: Pdt Mis.Ev.Daniel Pardede, SH, MH
Mazmur 127:3
“Sesungguhnya anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari TUHAN, dan buah kandungan adalah suatu upah.”
Saudaraku yang dikasihi Tuhan, ayat ini sering saya sampaikan kepada kedua mempelai saat pemberkatan pernikahan. Bahkan saya ingatkan juga kepada orangtua pengantin, sebab firman ini mengandung makna yang sangat penting bagi keluarga.
Pertama , kedua mempelai bisa berdiri di pelaminan karena Tuhan memberi upah berupa anak kepada orangtua mereka. Anak bukan hadir karena kebetulan, tetapi karena kasih karunia Tuhan.
Kedua , seperti orangtua dahulu menerima upah dari Tuhan, demikian juga kelak kedua mempelai akan menerima berkat dan upah dari Tuhan apabila hidup dan bekerja di dalam Dia.
Ketiga , firman ini menegaskan bahwa anak lelaki adalah pusaka Tuhan. Dalam keluarga, suami adalah imam dan kepala rumah tangga. Karena itu, isteri dipanggil untuk tunduk dan menghormati suaminya (Efesus 5:22-24).
Keempat , meski demikian, suami dipanggil untuk mengasihi isterinya. Wanita adalah penolong yang diambil dari tulang rusuk laki-laki, supaya keduanya menjadi satu tubuh yang utuh di hadapan Allah (Kejadian 2:21-23) . Maka firman berkata: “Demikian juga suami harus mengasihi isterinya sama seperti tubuhnya sendiri” (Efesus 5:28).
Relevansi Firman Ini dengan Kehidupan Saat Ini
1. Anak adalah berkat, bukan beban.
Banyak orang di zaman modern melihat anak dari sisi ekonomi, padahal firman mengingatkan bahwa anak adalah pusaka dan upah dari Tuhan.
2. Peran keluarga sangat penting.
Di tengah tantangan zaman—narkoba, pergaulan bebas, dan pengaruh negatif teknologi—keluarga harus menjadi benteng iman.
3. Kesetaraan dalam kasih.
Suami memang kepala keluarga, tetapi ia harus memimpin dengan kasih. Isteri mendukung suami, dan keduanya berjalan bersama sebagai satu tubuh.
Bagaimana Melaksanakan Firman Ini
* Doa bersama setiap hari. Membawa keluarga dalam doa, firman, dan penyembahan.
* Suami sebagai imam keluarga. Memberi teladan iman, bukan hanya mencari nafkah.
* Isteri sebagai penolong. Menjaga rumah tangga dengan kasih dan kelembutan.
Mendidik anak dalam firman. Menanamkan nilai takut akan Tuhan sejak dini (Amsal 22:6).
Hidup dalam kasih Kristus. Belajar mengampuni, mengasihi, dan saling menopang.
Firman ini mengingatkan kita bahwa keluarga adalah milik pusaka dari Tuhan. Bila kita menjadikan Kristus sebagai pusat rumah tangga, maka suami menjadiDaniel Pardede imam yang setia, isteri menjadi penolong yang sepadan, dan anak-anak akan bertumbuh sebagai generasi yang takut akan Tuhan.
“Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN.” (Yosua 24:15)
Amen. (A27)