Pematangsiantar, Sinata.id – Tiga mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Simalungun (USI) bertarung di Kompetisi Debat Penegakan Hukum Pemilu V Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Bawaslu RI. Mereka bersaing dengan perwakilan perguruan tinggi se-Indonesia untuk memperebutkan tiket ke babak final di Jakarta.
Mereka adalah Perwani Anggun Sari dan Prity Salsabila (Semester 7), serta Josua Situmeang (Semester 5). Ketiganya dibimbing dosen Fakultas Hukum USI, Raja Ingat Saragih.
Kompetisi nasional ini mengusung tema “Penguatan Penegakan Hukum Pemilu” dan diikuti oleh perwakilan perguruan tinggi seluruh Indonesia.
Tim USI mengajukan artikel berjudul “Optimalisasi Peran dan Fungsi Bawaslu” dengan gagasan utama agar Bawaslu memiliki kewenangan penuh sebagai penyidik tunggal dalam penegakan tindak pidana pemilu.
Perwani Anggun Sari mengatakan dirinya tertarik ikut setelah direkomendasikan langsung oleh Wakil Dekan I Fakultas Hukum, Dr Desy KC Sitepu, SH MH.
“Saya merasa tertantang dan bangga bisa membawa nama kampus dalam ajang nasional ini,” ujarnya, Minggu(12/10/2025).
Ia menambahkan, tantangan terbesar selama persiapan adalah membagi waktu antara magang dan penyusunan artikel.
“Tantangan terbesar bagi kami adalah membagi waktu antara magang dan pengerjaan artikel ilmiah. Biasanya kami menulis artikel setelah pulang magang sekitar pukul 4 sore hingga malam hari, yang cukup menguras energi. Selain itu, kami juga harus memastikan tingkat plagiasi di bawah 25 persen, dan Alhamdulillah hasil artikel kami hanya 17 persen berdasarkan pengecekan di Turnitin,” ucap Anggun.
Sementara itu, Prity Salsabila menjelaskan bahwa kompetisi ini hanya dapat diikuti oleh mahasiswa dari Fakultas Hukum, Syariah, atau Ilmu Sosial dan Politik.
“Kami saat ini masih menunggu hasil tahap eliminasi yang dinilai berdasarkan artikel ilmiah dan video presentasi,” ungkapnya.
Menurut Prity, tim USI membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menyusun artikel ilmiah yang mengacu pada berbagai undang-undang, jurnal, dan buku.
“Tantangan terbesar kami ada pada penurunan tingkat plagiasi karena batas maksimalnya hanya 25 persen, sementara kutipan undang-undang sering terdeteksi sebagai plagiasi,” tambahnya.
Josua Situmeang menyebut bahwa dirinya dan dua rekannya dipilih berdasarkan rekomendasi fakultas dan kemampuan masing-masing. “Satu orang sudah terbiasa berbicara di depan umum, satu lagi unggul dalam penulisan artikel, sementara saya terpilih karena aktif dalam memberikan pendapat saat penyusunan artikel,” jelasnya.
Jika lolos ke 23 besar nasional, mereka akan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti babak debat langsung melawan perwakilan perguruan tinggi lain.
“Hasil tahap eliminasi diumumkan tanggal 20 Oktober bang, setelah pengumumannya keluar, kalau masuk 23 besar, kami akan diberangkatkan ke Jakarta untuk mengikuti perlombaan debat langsung, Kami berharap bisa membawa nama baik Universitas Simalungun di tingkat nasional,” tutupnya.
Dosen pembimbing tim, Raja Ingat mengapresiasi semangat dan kerja keras mahasiswa bimbingannya.
“Ketiga mahasiswa ini menunjukkan komitmen tinggi dalam riset dan penulisan hukum. Saya optimis mereka mampu bersaing dan mengharumkan nama Fakultas Hukum USI di tingkat nasional,” ujarnya. (SN15)