Oleh: Ferry SP Sinamo, SH., MH. Redaksi Sinata.id
Dalam perjalanan panjang menuju Desa Batu Godang, Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan Provinsi Sumatera Utara, Tim Sinata.id yang dipimpin langsung oleh Pempinan Umum Martiaman Sijabat menyempatkan diri berhenti di salah satu situs bersejarah yang sangat terkenal di Sumatera Utara, yaitu Batu Lobang (Goa Belanda), terletak di jalur lintas Kabupaten Tapanuli Tengah menuju Sibolga, dan kini menjadi ikon wisata sejarah sekaligus jalur transportasi vital.

Kunjungan ini merupakan bagian dari agenda perjalanan Tim Sinata.id, sejak Minggu, 10 Agustus 2025 hingga 14 Agustus 2025, untuk melihat langsung perkembangan pembangunan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di Desa Batu Godang, yang digagas oleh Bosrin (tokoh masyarakat Batu Godang).
PKS ini dibangun PT Rejaki Abadi Godang ( PT RAG), yang terletak di Kampung Sitanggiling, Desa Batu Godang. Kehadiran PKS disambut hangat masyarakat, karena diyakini akan membuka lapangan kerja baru, serta meningkatkan perekonomian desa.
“Luar biasa kehandalan Bosrin yang mampu menggait investor untuk membangun PKS di Sitanggiling. Inilah bentuk nyata dari tokoh masyarakat yang mau berjuang untuk kemajuan kampung halamannya,” ujar Martiaman Sijabat dalam perjalanan menuju lokasi kepada penulis.
Sejarah Batu Lobang (Goa Belanda)
Batu Lobang, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Goa Belanda, merupakan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun sekitar tahun 1930-an. Terowongan sepanjang ±200 meter dengan lebar 5 meter ini dipahat langsung dari batu pegunungan keras menggunakan tenaga kerja paksa (rodi) penduduk lokal.
Fungsi utama Batu Lobang kala itu adalah jalur pertahanan militer sekaligus akses transportasi strategis yang menghubungkan pelabuhan Sibolga dengan wilayah pedalaman Tapanuli. Hingga kini, lorong bersejarah tersebut berdiri kokoh, menjadi saksi bisu penderitaan rakyat sekaligus bukti keuletan bangsa.

Kini, Batu Lobang ditetapkan sebagai Cagar Budaya yang dilindungi oleh UU No. 11 Tahun 2010 tentang Cagar Budaya, sehingga dilarang merusak maupun mengambil bagian dari struktur bersejarah ini.
Human Interest di Dalam Batu Lobang
Ketika Tim Sinata.id memasuki lorong Batu Lobang, suasana khas langsung menyergap. Mulut terowongan tampak gelap, udara di dalam terasa dingin, dan hanya cahaya lampu kendaraan yang menjadi penerang. Suara tetesan air dari dinding bebatuan menambah kesan mistis, seolah menyimpan kisah pilu para pekerja paksa yang pernah dipaksa membangunnya.
Aroma lembap bebatuan mempertegas nuansa berbeda dari jalur biasa. Tidak heran bila banyak pengendara yang baru pertama kali melewati Batu Lobang merasa takjub sekaligus terenyuh membayangkan kerja keras di balik bangunan monumental ini.
Batu Lobang sebagai Destinasi Wisata Kekinian
Selain menyimpan nilai sejarah, Batu Lobang kini juga menjadi destinasi wisata favorit. Panorama jalan berkelok dengan tebing menjulang, suasana hutan tropis yang sejuk, serta lorong tua penuh sejarah menjadikannya spot unik untuk berswafoto.
Banyak wisatawan maupun pelintas jalan yang berhenti sejenak untuk *mengambil gambar di depan plang* Cagar Budaya Batu Lobang, sebagaimana yang dilakukan Tim Sinata.id. terdiri dari Pemimpin Umum Martiaman Sijabat, Wkl Pemimpin umum Ferry SP Sinamo, redaktur Tumpal P Tanjung dan Fendi Sibarani, dari Sibolga, lokasi ini dapat ditempuh sekitar 30 menit perjalanan darat, sementara dari Tarutung atau Tapanuli Utara sekitar 2 jam perjalanan.
Tips Aman Melintasi Batu Lobang:
1. Nyalakan lampu kendaraan sebelum masuk lorong.
2. Kurangi kecepatan dan tetap waspada.
3. Perhatikan kendaraan dari arah berlawanan.
4. Jika berhenti untuk berfoto, pastikan posisi kendaraan aman.
Sinata.id Menghargai Sejarah dan Budaya
Bagi Martiaman Sijabat, singgah di Batu Lobang bukan hanya soal dokumentasi perjalanan, tetapi juga bentuk penghargaan terhadap sejarah dan budaya bangsa.
“Setiap generasi harus tahu sejarah. Batu Lobang ini bukan sekadar jalur lintas biasa, melainkan bukti perjuangan bangsa kita melawan penjajahan. Tempat ini adalah saksi bisu penderitaan sekaligus keteguhan rakyat di masa lalu,” tegasnya.
Dengan perjalanan selama 5 hari tersebut, Tim Sinata.id tidak hanya membawa misi jurnalistik untuk meliput pembangunan PKS di Batu Godang, tetapi juga mengajak pembaca menjaga warisan budaya, serta menikmati keindahan sejarah yang tersimpan di Batu Lobang, Tapanuli Tengah. Horas. (*)