Pematangsiantar, Sinata.id – Pasca berakhirnya aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Pematangsiantar pada Senin (1/9/2025), personel TNIdan Polisi Militer melakukan pembersihan area sekitar lokasi demonstrasi.
Kegiatan itu dilakukan setelah situasi demo terkendali. Sejumlah petugas tmapak mengumpulkan sampah, termasuk botol plastik dan sisa bakaran ban, kemudian membuangnya ke tempat pembuangan.
Petugas juga mengimbau masyarakat yang masih berada di sekitar gedung DPRD untuk segera meninggalkan lokasi.
Amatan di lokasi, petugas TNI turut mengembalikan gerbang/pagar besi yang dicopot massa aksi saat bentrokan terjadi.
Komandan Korem 022 Pantai Timur, Kolonel Inf Agus Supriyono, menyatakan bahwa langkah tersebut dilakukan agar kawasan DPRD kembali bersih setelah aksi berakhir.
“Bahwa ini adalah kebijakan kita sendirinya dengan membersihkan area dengan membuang bungkus minuman dan bekas bakaran ban yah, karena aksi kan dah selesai perlu lah kita bersihkan areanya agar masyarakat kembali seperti biasa nya,” ujar Agus.
Ia juga menegaskan akan menempatkan penjagaan di sekitar gedung DPRD untuk pengamanan pasca aksi hari ini. “Selain itu juga kita akan menempatkan penjagaan di DPRD,” terang Agus.
Ricuh pada Saat Aksi Unras
Ribuan warga menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres dan DPRD Pematangsiantar, Senin (1/9/2025). Aksi yang dijaga ketat aparat gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP itu diikuti berbagai kelompok, antara lain Cipayung Plus, Aliansi Mahasiswa-Masyarakat Bersatu, Gemapsi, GMII, dan pengemudi ojek online.
Massa menyampaikan sejumlah tuntutan, di antaranya penolakan tunjangan mewah anggota DPR RI, dukungan terhadap RUU Perampasan Aset, penolakan tindakan represif Polri, penolakan kenaikan NJOP hingga 1.000 persen, serta penghentian proyek pembangunan gedung DPRD. Mereka juga menuntut penyelesaian kasus dugaan penganiayaan oleh anggota DPRD Siantar Robin Manurung.
Menjelang sore, aksi sempat ricuh ketika sekelompok remaja melakukan penjarahan dan pelemparan batu ke arah gedung DPRD. Aparat gabungan berhasil meredam kericuhan dengan memukul mundur massa anarkis. (A58/SN13)