Pakpak Bharat, Sinata.id – Aksi unjuk rasa kelompok masyarakat Sorta Giri pada Kamis (20/11/2025) menyita perhatian publik setelah massa mendatangi tiga pusat pemerintahan di Kabupaten Pakpak Bharat: Kantor DPRD, Kantor Bupati, dan Mako Polres.
Demonstrasi yang berlangsung hampir tujuh jam itu berjalan kondusif berkat pengamanan aparat gabungan dari Polres Pakpak Bharat, BKO Polres Dairi, Kodim 0206/Dairi, Satpol PP, dan Damkar.
Wakapolres Pakpak Bharat, Kompol Donris E Pasaribu, memimpin apel pengamanan sebelum aksi dimulai. Ia menegaskan pentingnya disiplin, netralitas, dan pengendalian diri seluruh personel.
Aparat juga diarahkan tidak membawa senjata api, menjaga komunikasi aktif dengan koordinator lapangan, serta memantau situasi secara berjenjang untuk mencegah eskalasi.
Massa Sorta Giri bergerak dari Kota Salak menuju Kantor DPRD di bawah pengawalan ketat satuan patroli. Di lokasi pertama itu, para demonstran menyampaikan sejumlah tuntutan kepada Ketua DPRD Elson Angkat dan beberapa anggota dewan, terutama terkait persoalan sosial yang dinilai belum ditangani maksimal oleh pemerintah daerah.
Baca juga: Polres Pakpak Bharat Sosialisasikan Keselamatan Berkendara
Aksi kemudian berlanjut ke Kantor Bupati Pakpak Bharat. Wakil Bupati H Mutsyohito Solin bersama pejabat daerah menerima massa dan mendengarkan aspirasi yang disampaikan.
Pemerintah daerah, lanjutnya, akan meninjau dan mengevaluasi tuntutan tersebut, meski belum menetapkan batas waktu penyelesaian sehingga memunculkan perhatian publik terhadap tindak lanjutnya.
Pada siang hari, massa menuju Polres Pakpak Bharat sebagai titik terakhir aksi. Di depan Mako Polres, pengunjuk rasa menyoroti kembali sejumlah tuntutan, termasuk desakan agar Polres segera memproses hukum seorang warga bernama Hokman Sigalingging atas dugaan penghinaan terhadap Suku Pakpak melalui platform TikTok.
Menanggapi hal ini, Kasat Reskrim Iptu Pernandos T Manik memastikan penyidik telah memproses laporan tersebut dengan melibatkan ahli hukum dan saksi ahli, serta menegaskan bahwa penanganan perkara berjalan sesuai prosedur.
Secara keseluruhan, unjuk rasa berlangsung aman tanpa insiden. Pendekatan humanis aparat dinilai efektif meredam potensi gesekan, meski massa melakukan aksi di tiga lokasi berbeda. Situasi di seluruh titik aksi kembali normal pada sore hari setelah massa membubarkan diri dengan tertib. (SN8)