Pematangsiantar, Sinata.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pematangsiantar berupaya mengeliminasi penyakit tuberkulosis (TBC) melalui terapi pencegahan TBC (TPT).
Koordinator Pencegahan Penyakit Menular Dinkes Pematangsiantar, Esriani Saragih menjelaskan, pihaknya melakukan terapi khusus terhadap warga yang negatif.
“Dalam sekeluarga terdapat 1 orang yang positif, maka pasien itu kita beri minum obat TBC. Anggota keluarga yang negatif, kita lakukan terapi TPT,” ucap Esriani, Jumat 3 Oktober 2025 di kantornya.
Menurut Esriani, tahun 2025, keberhasilan pengobatan TBC di Kota Pematangsiantar cukup lumayan. Dari 1066 penderita TBC, 978 diantaranya sembuh atau dengan tingkat keberhasilan mencapai 91.7 persen.
Katanya, tantangan terbesar untuk eliminasi adalah menurunkan tingkat insiden rate yang masih tergolong tinggi. Dimana, dalam 100 ribu penduduk, terdapat 65 orang yang positif.
“Pentingnya edukasi kepada masyarakat terapi pencegahan. Banyak individu yang menolak TPT karena merasa sehat, padahal mereka memiliki riwayat kontak erat dengan penderita TBC. Terlebih mereka yang satu rumah,” ujarnya.
Ungkap Esriani, penularan utama TBC adalah lewat udara. Selain ventilasi udara dan gizi. “Salah satu kondisi rumah yang tidak berventilasi. Karena kuman (penyebab TBC) tersebut mati kena sinar matahari, serta perbaikan gizi,” tuturnya.
Lanjutnya, investigasi kontak seluruh rumah merupakan hal penting. “Bila ada 1 orang penderita TBC dalam 1 rumah, kita akan lakukan skrining (pemeriksaan) melalui cek dahak,” sebut Esriani.
Saat ini di Pematangsiantar terdapat 4 alat TCM (tes cepat molekuler). Itu bisa dilakukan di Puskesmas Bane, Puskesmas Parsoburan, RSUD dr Djasamen Saragih dan Rumah Sakit Tentara.
“Puskesmas melakukan skrining, karena mereka yang memiliki konsep wilayah, hasilnya akan dikirim ke Puskesmas atau Rumah sakit yang memiliki TCM. Hasilnya akan keluar dalam sehari,” katanya. (*)