Sinata.id – Uskup Keuskupan Timika Mgr. Bernardus Bofitwos Baru, OSA, menyerukan pesan kepada Presiden Prabowo Subianto, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, serta Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo agar menghentikan kekerasan dan pembunuhan terhadap manusia di Tanah Papua.
Mgr. Bernardus menegaskan bahwa manusia Papua adalah ciptaan Tuhan yang tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang.
“Hari ini saya mau katakan kepada para pemimpin negara ini, mohon hentikan kekerasan untuk membunuh manusia di Tanah Papua. Manusia ini ciptaan Tuhan, bukan ciptaan Prabowo dan jajarannya untuk dibunuh seenaknya,” ujarnya, dinukil dari Suara Papua, Selasa (21/10/2025).
Uskup Bernardus menuturkan keprihatinannya atas peristiwa tragis yang menewaskan 15 warga asli Papua di Distrik Hitadipa, Intan Jaya. Ia menyebut tindakan brutal itu sebagai luka baru dalam sejarah panjang penderitaan rakyat Papua.
“Dua hari terakhir ini ada pembunuhan 15 orang. Anda adalah serigala-serigala bersenjata yang membunuh manusia. Tetapi ingat, anda akan berhadapan dengan pengadilan terakhir. Tuhan memberikan hati nurani agar pemimpin mencari jalan keluar dengan cinta kasih, bukan peluru,” tegasnya.
Baca Juga: Ketika Prajurit TNI Lepas Senjata dan Mengajar Anak-Anak di Pegunungan Papua
“Papua Tak Bisa Disembuhkan dengan Peluru”
Dalam pesannya, Uskup Bernardus menekankan bahwa penyelesaian konflik di Tanah Papua tidak akan pernah berhasil jika hanya mengandalkan kekuatan militer. Ia menyerukan agar negara mengambil jalan damai melalui dialog, keadilan, dan cinta kasih.
“Kami mohon, pemerintah menggunakan cara lain untuk menyelesaikan konflik di Tanah Papua, bukan dengan senjata. Saya mengajak pemerintah membuka jalan dialog, berbicara dari hati ke hati. Hanya dengan cinta kasih dan keadilan, Papua bisa mengalami damai sejati,” ucapnya.
Ia mengingatkan bahwa darah manusia bukanlah harga yang bisa ditukar dengan stabilitas semu.
“Setiap peluru yang ditembakkan, adalah jeritan seorang ibu yang kehilangan anak, dan air mata Tuhan yang menetes di atas tanah ini,” tambahnya.
Suara Gereja untuk Kemanusiaan
Seruan profetik Uskup Timika ini menjadi panggilan moral bagi para pemimpin republik. Ia menilai, negara harus menunjukkan keberanian spiritual dan moral untuk menghentikan kekerasan serta membuka ruang damai bagi Papua. Menurutnya, tanggung jawab moral pemerintah bukan hanya menegakkan hukum, tetapi juga menegakkan kemanusiaan.
“Pemerintah harus mengambil kebijakan terbaik, mengajak semua pihak duduk bersama, menyelesaikan konflik dan krisis kemanusiaan di Tanah Papua dengan cara damai,” katanya.
Baca Juga: Sopir Asril Wahyudi Ternyata Dibakar Hidup-hidup di Dalam Truk, Tiga Pelaku Ditangkap
Bukan Kali Pertama
Ini bukan kali pertama Mgr. Bernardus menyampaikan suara kenabian. Dalam perayaan Jumat Agung di Katedral Tiga Raja Timika pada 18 April 2025 lalu, ia juga menyinggung penderitaan umat akibat Program Strategis Nasional (PSN) di Merauke.
Proyek tersebut, menurutnya, telah mencaplok dua juta hektare tanah masyarakat adat, sebuah tragedi sosial yang merampas hak hidup warga asli.
“Dalam sekejap, masyarakat kehilangan hak hidup dan bahkan jalan hidup mereka,” ujarnya. [zainal/a46]