Kecurigaan makin menguat setelah ditemukan bahwa bio akun tersebut menampilkan tautan mencurigakan yang diduga mengarah ke situs berbahaya.
Pakar keamanan siber biasanya mengingatkan bahwa link semacam itu kerap dipakai untuk phishing, modus yang mengarahkan pengguna ke situs berisiko tinggi yang dapat mencuri data pribadi.
Fenomena viral semacam ini bukan hal baru. Di tengah persaingan ketat konten digital, tidak sedikit kreator memanfaatkan cerita dramatis, isu seksual, hingga narasi palsu untuk memancing klik tanpa memikirkan dampaknya bagi publik.
Sering kali, masyarakat justru terjebak pada informasi yang menimbulkan kecemasan dan kebingungan.
Hingga kini, tidak ada dasar fakta yang mendukung cerita viral “Nabila 1 vs 7”.
Seluruh indikasi mengarah pada konten rekaan yang dikemas seolah-olah nyata.
Masyarakat diimbau untuk tidak mengklik tautan apa pun yang dibagikan akun tersebut dan selalu memverifikasi informasi sebelum ikut menyebarkannya.
Di era banjir informasi, kehati-hatian adalah pertahanan pertama agar tidak terjebak pada hoaks yang merugikan. [a46]