Amerika Serikat, Sinata.id – Penyebaran wabah campak kembali mengkhawatirkan sejumlah wilayah di Amerika Serikat. Otoritas kesehatan melaporkan lonjakan kasus di beberapa negara bagian, termasuk South Carolina serta kawasan perbatasan Arizona dan Utah, yang memaksa ratusan warga menjalani karantina.
Di South Carolina, peningkatan signifikan terjadi di wilayah barat laut Spartanburg County. Dalam hitungan hari, otoritas setempat mencatat puluhan kasus baru, sehingga total penderita campak dalam dua bulan terakhir mencapai lebih dari seratus orang.
Penyakit ini diketahui dapat dicegah melalui imunisasi, namun kembali merebak di komunitas setempat.
Dampak wabah turut dirasakan sektor pendidikan. Lebih dari 250 orang, termasuk siswa dari berbagai jenjang sekolah, kini harus menjalani isolasi.
Tidak sedikit di antaranya yang kembali dikarantina setelah sebelumnya sudah menjalani pembatasan serupa sejak wabah pertama kali terdeteksi pada Oktober lalu.
Penyelidikan epidemiologis menunjukkan sebagian besar kasus baru di South Carolina berkaitan dengan paparan di sebuah rumah ibadah di Inman.
Pihak pengelola gereja tersebut disebut kooperatif dalam upaya penelusuran dan pengendalian penyebaran virus.
Epidemiolog negara bagian South Carolina, Linda Bell, mengingatkan bahwa rantai penularan belum sepenuhnya terputus.
Dia memperkirakan penyebaran campak masih akan berlangsung dalam beberapa pekan mendatang, terutama jika tidak disertai peningkatan kewaspadaan masyarakat.
Situasi serupa juga terjadi di wilayah barat Amerika Serikat. Sejak Agustus, wabah campak terus berkembang di Arizona dan Utah.
Mohave County di Arizona mencatat ratusan kasus, sementara wilayah Southwest Utah melaporkan puluhan penderita tambahan.
Secara kumulatif, kedua negara bagian tersebut menyumbang ratusan kasus sepanjang tahun ini.
Lonjakan di berbagai daerah itu mendorong kenaikan jumlah kasus secara nasional. Hingga kini, total penderita campak di Amerika Serikat mendekati angka 2.000 kasus, meskipun penyakit tersebut sempat dinyatakan tereliminasi pada tahun 2000 berkat program vaksinasi rutin.
Untuk pencegahan, otoritas kesehatan mengingatkan pentingnya imunisasi untuk mencegah meluasnya wabah serupa di masa mendatang. (*)






