Sinata.id – Tubuh manusia memiliki mekanisme pertahanan yang kerap tak bersahabat dengan gaya hidup modern. Saat tekanan datang—entah dari tenggat pekerjaan atau kemacetan lalu lintas—sistem alarm internal kita secara otomatis melepaskan hormon kortisol dan adrenalin.
Reaksi kimia inilah yang memicu lonjakan gula darah tiba-tiba, sebuah respons warisan nenek moyang kita untuk menghadapi bahaya fisik.
Namun, dalam konteks kehidupan perkotaan yang penuh tekanan kronis, mekanisme bertahan ini justru berbalik mengancam kesehatan.
Menurut penelitian yang dikutip Eatingwell, hormon stres tidak hanya membanjiri pembuluh darah dengan glukosa, tetapi juga mengurangi efektivitas insulin—kunci penyalur gula ke sel-sel tubuh.
Hasilnya? Kadar gula darah melonjak dan bertahan dalam level berbahaya lebih lama dari seharusnya.
Siklus ini diperparah oleh pola tidur yang terganggu dan kecenderungan mencari pelarian melalui makanan manis.
Kombinasi mematikan ini menciptakan lingkaran setan: stres memicu kurang tidur, kurang tidur mengacaukan regulasi gula darah, dan hasrat makan emosional memperburuk keadaan.
Para ahli merekomendasikan empat strategi praktis untuk memutus rantai ini:
1. Perbaiki kualitas istirahat dengan tidur 7-9 jam setiap malam
2. Tingkatkan aktivitas fisik melalui jalan kaki, yoga, atau olahraga ringan
3. Terapkan teknik relaksasi seperti meditasi dan pernapasan dalam
4. Alihkan kecenderungan ngemil ke pilihan biji-bijian utuh dan protein
Masalahnya bukanlah menghilangkan stres sepenuhnya—yang mustahil dalam kehidupan kontemporer—melainkan bagaimana kita mengelolanya.
Dengan pendekatan yang tepat, kita dapat mengubah respons tubuh dari ancaman menjadi pelindung kesehatan. (*)