Sinata.id – Aroma panas tak hanya datang dari lapangan hijau. Kali ini, badai besar tengah mengguncang Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) setelah tujuh pemain naturalisasi dikabarkan siap menggugat federasi akibat dugaan pelanggaran kontrak dan kelalaian administratif yang berujung fatal.
Menurut laporan eksklusif New Straits Times, tujuh pemain tersebut, Gabriel Palmero, Facundo Garces, Rodrigo Holgado, Imanol Machuca, Joao Figueiredo, Jon Irazabal, dan Hector Hevel, merasa dirugikan oleh kesalahan fatal yang dilakukan oleh FAM saat mengurus dokumen naturalisasi mereka.
Para pemain ini sejatinya diproyeksikan menjadi tulang punggung Harimau Malaya di ajang internasional, namun kini justru terjebak dalam polemik hukum yang memalukan.
Baca Juga: Satu per Satu Kursi Pelatih di Eropa Tumbang di Awal Musim 2025/2026
Skors dan Denda Miliaran Rupiah
Buntut dari kekacauan administrasi itu tidak main-main.
FIFA menjatuhkan sanksi berat: larangan bermain selama satu tahun bagi seluruh pemain yang terlibat, serta denda masing-masing sebesar 2.000 franc Swiss, setara Rp41 juta.
Tak hanya pemain, FAM juga ikut tersambar petir: federasi dijatuhi denda 350.000 franc Swiss, atau sekitar Rp7,2 miliar.
Sumber dari internal FAM menyebutkan bahwa kesalahan terjadi pada proses pengiriman dokumen ke FIFA, yang diduga dimanipulasi dan tidak sesuai prosedur.
Pengakuan atas “kesalahan teknis” ini membuat situasi semakin panas dan menjadi salah satu skandal naturalisasi terbesar dalam sejarah sepak bola Asia Tenggara.
Baca Juga: Arema FC Keok, Marcos Santos Minta Maaf
Kontrak Diputus, Karier Terhenti
Dampaknya begitu nyata. Beberapa pemain seperti Garces, Holgado, dan Palmero langsung dinonaktifkan dari klub mereka.
Sebagian lainnya kini kehilangan pendapatan dan menghadapi ketidakpastian karier.
Situasi yang semula mereka bayangkan sebagai kesempatan emas untuk membela bendera Malaysia, berubah menjadi mimpi buruk yang menelan karier mereka di level profesional.
“Para pemain kini mempertimbangkan langkah hukum terhadap FAM. Mereka kehilangan pekerjaan, pendapatan, dan reputasi akibat kesalahan administratif yang bukan berasal dari mereka,” ujar sumber yang dikutip dari New Straits Times, Senin (10/11/2025).
Kabar beredar, sejumlah pengacara asing kini telah menjalin komunikasi dengan para pemain untuk menyiapkan gugatan resmi.