Sinata.id – Presiden Amerika Serikat Donald Trump meledakkan kontroversi baru setelah melontarkan ancaman hukuman mati terhadap sejumlah anggota Kongres dari Partai Demokrat. Ledakan pernyataan itu ia sampaikan lewat akun pribadinya di Truth Social, Kamis (20/11/2025) waktu setempat, menyusul beredarnya video kampanye Demokrat yang menyerukan tentara menolak perintah yang dianggap ilegal.
Dalam video yang beredar luas itu, enam legislator Demokrat berlatar belakang militer dan intelijen tampil mengingatkan bahwa loyalitas tentara adalah pada Konstitusi, bukan pada individu mana pun.
Pesan itu, yang dirilis awal pekan dengan judul “Don’t Give Up the Ship”, memicu respons sangat agresif dari presiden.
Trump menuding keenam anggota parlemen tersebut telah melakukan “tindakan hasutan tingkat tinggi” dan menyebut mereka sebagai ancaman bagi negara.
Baca Juga: Festival Belanja Nasional BINA 2025 Siap Gairahkan Ekonomi dan Pariwisata
Dalam beberapa unggahannya, Trump menegaskan bahwa para legislator veteran itu pantas ditangkap dan diadili, bahkan secara eksplisit menyebut “hukuman mati” sebagai konsekuensi hukum yang layak.
Pernyataan itu langsung mengguncang Capitol Hill. Pimpinan Demokrat di DPR, Hakeem Jeffries, Katherine Clark, dan Pete Aguilar, mengutuk keras retorika presiden.
Mereka memastikan telah berkoordinasi dengan kepolisian Capitol untuk pengamanan para anggota Kongres yang menjadi target ancaman.
Jeffries cs menyebut serangan verbal Trump sebagai “ancaman politik paling berbahaya yang pernah diarahkan kepada pejabat publik”.
Dari Senat, Pemimpin Minoritas Chuck Schumer tak kalah pedas.
Ia menyebut pernyataan Trump sebagai “seruan eksekusi kepada pejabat negara”, sesuatu yang menurutnya “menyalakan api di negara yang sudah dipenuhi bensin politik”.