London, Sinata.id – Inggris dan Indonesia resmi menandatangani kerja sama maritim bernilai besar, yakni 4 miliar poundsterling atau sekitar Rp87 triliun, untuk pengadaan kapal perusak anti-kapal selam.
Kesepakatan tersebut sekaligus menjamin sekitar 1.000 lapangan kerja di sektor industri kapal Inggris.
Pengumuman program bertajuk Maritime Partnership Programme (MPP) itu disampaikan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer kepada Presiden Prabowo Subianto melalui sambungan telepon usai pertemuan G20.
Inisiatif ini menegaskan komitmen kedua negara dalam menjaga stabilitas Indo-Pasifik, terutama terkait kebebasan navigasi dan tatanan internasional berbasis aturan.
Dalam kerja sama ini, Inggris dan Indonesia akan mengembangkan kemampuan maritim Indonesia, mulai dari kapal perang untuk TNI AL hingga lebih dari 1.000 kapal bagi armada penangkapan ikan.
Produksi kapal dilakukan di Indonesia dengan dukungan teknologi dan keahlian desain dari Inggris.
Sebagian besar pekerjaan di Inggris diprediksi terserap di fasilitas Babcock di Rosyth, disusul peran tambahan di Bristol dan galangan Devonport.
Di Indonesia, program ini akan mendorong investasi besar di sektor pembuatan kapal, memperkuat keamanan maritim, serta membantu meningkatkan ketahanan pangan melalui penguatan sektor perikanan.
Starmer menyebut kerja sama tersebut sebagai bentuk nyata manfaat kemitraan internasional bagi pertumbuhan ekonomi dan keamanan kedua negara.
Hubungan Jakarta–London di bidang maritim sebelumnya telah terbangun melalui kehadiran kelompok tempur kapal induk Inggris di Jakarta dan kunjungan HMS Spey.
Program MPP juga membuka peluang pelatihan bersama dan peningkatan interoperabilitas angkatan laut kedua negara.
Selain membangun kapal, proyek ini mencakup transfer teknologi, riset bersama, hingga pengembangan praktik pembuatan kapal berbasis otomatisasi dan kecerdasan buatan.
Babcock berencana memperluas kolaborasi pendidikan antara lembaga Inggris dan Indonesia, khususnya di bidang desain kapal digital, teknik presisi, dan sistem angkatan laut. CEO Babcock, David Lockwood, menyatakan bahwa program ini akan menghadirkan dampak ekonomi yang signifikan baik bagi Inggris maupun Indonesia.
Inisiatif ini turut didukung oleh Dana Planet Biru Inggris, yang berfokus pada perlindungan ekosistem laut dan pengentasan kemiskinan.
Melalui dana tersebut, kapal-kapal yang dikembangkan akan diarahkan pada pengelolaan perikanan berkelanjutan, konservasi laut, serta program ketahanan pesisir.
Kesepakatan dengan Indonesia menjadi yang terbaru setelah Inggris memenangkan kontrak 10 miliar poundsterling dengan Norwegia untuk kapal perusak generasi baru dan kesepakatan 8 miliar poundsterling untuk ekspor jet tempur Typhoon ke Turki.
Presiden Prabowo menegaskan bahwa kerja sama ini membuka fase baru hubungan bilateral Indonesia–Inggris.
Ia menilai program akan memperkuat industri galangan kapal nasional, menciptakan lapangan kerja berkualitas, serta membawa manfaat langsung bagi nelayan dan komunitas pesisir.
Kemitraan maritim ini menjadi bagian dari kesepakatan strategis yang telah dicapai kedua pemimpin pada November tahun sebelumnya. (*)