Sinata.id – Tapanuli Tengah (Tapteng) menjadi wilayah dengan kerusakan terparah saat rangkaian 20 bencana melanda Sumatera Utara, Selasa (25/11/2025). Longsor besar yang menghantam pagi hari menewaskan empat warga, merusak permukiman, dan memaksa ratusan orang mengungsi, menjadikan Tapteng pusat operasi darurat terbesar di tengah banjir dan longsor yang melumpuhkan enam daerah sekaligus.
Dentuman tanah yang runtuh, rumah yang hancur tanpa sisa, hingga jeritan warga yang kehilangan keluarga menjadi potret paling kelam dari bencana beruntun yang mengoyak Sumatera Utara.
Dari enam kabupaten/kota yang diterjang longsor dan banjir, Tapanuli Tengah muncul sebagai titik kehancuran paling berat, tempat bencana seolah menjatuhkan seluruh bebannya sekaligus.
Sejak Selasa pagi (25/11/2025), rangkaian laporan masuk ke posko darurat sebanyak 20 kejadian alam dalam satu hari, di antaranya 12 longsor, 7 banjir besar, dan satu pohon tumbang yang membawa korban jiwa.
Namun dari seluruh data itu, nama Tapanuli Tengah selalu berada di baris teratas.
Baca Juga: 20 Rentetan Bencana Beruntun Menggulung Sumut, 10 Tewas, 6 Masih Hilang, Polri Siaga Penuh
Rumah Luluh Lantak, Nyawa Melayang
Pukul 07.00 WIB, suara gemuruh dari perbukitan Mardame menjadi penanda tragedi.
Longsor besar menabrak permukiman dan langsung menewaskan empat warga yang tertimbun tanpa sempat menyelamatkan diri.
Satu rumah rata dengan tanah, menyisakan puing berserakan yang sulit dikenali.
Belum selesai dengan longsor, Tapteng juga dihantam banjir besar sejak 17–22 November, menenggelamkan ratusan wilayah dan memaksa 45 warga mengungsi, sementara 1.902 kepala keluarga terdampak langsung.
Air bah mengalir deras dari perbukitan menuju desa-desa, memutus jalur, merusak puluhan titik, dan meninggalkan endapan lumpur tebal yang membuat mobilisasi warga lumpuh.
Baca Juga: Nasib Pilu Poliman Lumbantobing, Dapati Istri dan Tiga Anaknya Tanpa Nafas Akibat Bencana Longsor
Tapteng Jadi Pusat Operasi Darurat
Kondisi darurat di Tapteng membuat Polri menetapkan wilayah tersebut sebagai prioritas utama.
Tim Brimob dan gabungan TNI, Basarnas, serta relawan langsung dikerahkan tanpa jeda.
Malam harinya, Polda Sumut kembali mengirim SST Samapta, dua tim Dokkes, dan satu tim Teknologi Informasi.