Pematangsiantar, Sinata.id– Sebanyak 11 ribu pekerja rentan atau informal di Pematangsiantar bakal menerima Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, sepanjang Juni hingga Desember 2025 dari pemerintah kota.
Pembayaran iuran sebesar Rp16.800 per orang per bulan itu didanai melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBH-CHT) yang dikelola Dinas Ketenagakerjaan.
Kebijakan ini diumumkan dalam acara Sosialisasi Peraturan Wali Kota Pematangsiantar Nomor 8 Tahun 2025, yang digelar di Ruang Data Pemko Pematangsiantar, Rabu (21/5/2025). Sosialisasi tersebut dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Pematangsiantar, Junaedi Antonius Sitanggang.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan, Robert Sitanggang, menjelaskan bahwa program ini bertujuan melindungi pekerja bukan penerima upah dari risiko kecelakaan kerja dan kematian. Sosialisasi ini diikuti 128 peserta dari berbagai OPD, camat, lurah, serta pejabat pemberdayaan masyarakat dari tingkat kecamatan dan kelurahan.
“Program ini menjadi upaya pemerintah kota untuk memastikan pekerja rentan mendapatkan perlindungan sosial yang layak,” jelas Robert.
Dalam sambutan tertulisnya, Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi menegaskan bahwa program ini merupakan bentuk nyata pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2021 dan Nomor 8 Tahun 2025, yang mendorong optimalisasi program jaminan sosial dan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem.
“Peraturan ini adalah langkah konkret untuk memberikan perlindungan kepada pekerja yang sering terabaikan dari aspek sosial,” ujar Wesly melalui sambutan yang dibacakan Sekda.
Wesly juga menekankan pentingnya peran camat dan lurah dalam proses pendataan dan verifikasi pekerja rentan, dengan merujuk pada Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) dan data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).
Melalui program ini, pekerja rentan akan memperoleh manfaat Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM), sehingga mereka dapat bekerja dengan lebih aman dan memiliki kepastian perlindungan di masa depan. (*)