Sinata.id – Akademi Militer (Akmil) menandai usia ke-68 pada Selasa, 11 November 2025. Lembaga pendidikan yang berdiri kokoh di bawah kaki Gunung Tidar, Magelang, ini bukan sekadar sekolah bagi calon perwira, melainkan kawah candradimuka tempat lahirnya para jenderal dan pemimpin bangsa Indonesia.
Sejak berdiri tahun 1957, Akmil telah mencetak puluhan perwira tinggi yang menorehkan sejarah penting di tubuh TNI maupun pemerintahan.
Di antara alumninya, banyak yang mencapai pangkat jenderal bintang empat hingga menjabat Panglima TNI dan Menteri.
Nama-nama besar seperti Edi Sudradjat, Wiranto, Endriartono Sutarto, Djoko Santoso, Moeldoko, Gatot Nurmantyo, Andika Perkasa, hingga Panglima TNI saat ini Jenderal Agus Subiyanto, merupakan sebagian dari deretan alumni kebanggaan Akmil.
Tak hanya itu, dua alumninya bahkan menduduki jabatan tertinggi dalam hierarki negara, Susilo Bambang Yudhoyono (angkatan 1973) dan Prabowo Subianto (angkatan 1974), keduanya sama-sama pernah menjadi pemimpin tertinggi TNI sekaligus Presiden Republik Indonesia.
Baca Juga: Pemerintah Didesak Tambah Kuota KIP dan Percepat Pengangkatan Dosen BLU Jadi P3K
Dari Militaire Academie ke Akademi Militer
Cikal bakal Akmil bermula dari pendirian Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada 31 Oktober 1945.
Kala itu, Letjen TNI Oerip Soemohardjo memerintahkan pembentukan sekolah perwira pertama pasca-kemerdekaan untuk melatih kader militer bangsa muda.
Namun, akademi tersebut sempat ditutup pada 1950 setelah meluluskan dua angkatan.
Sebagian taruna angkatan ketiga kemudian dikirim ke Koninklijke Militaire Academie (KMA) Breda, Belanda, untuk menuntaskan pendidikan.
Di saat bersamaan, TNI AD mendirikan berbagai Sekolah Perwira Darurat di sejumlah daerah, dari Malang, Salatiga, hingga Bukittinggi, demi memenuhi kebutuhan pasukan di masa awal republik.
Tahun 1951, muncul pula sekolah-sekolah baru seperti SPGi AD dan P3AD di Bandung, yang kelak menjadi bagian penting dalam sejarah pendidikan perwira.
Gagasan Akademi Militer Terpadu
Tingginya kebutuhan akan sistem pendidikan militer yang seragam mendorong Menteri Pertahanan pada 1952 mengusulkan pembentukan akademi militer terpadu.
Ide tersebut akhirnya diwujudkan pada 11 November 1957, ketika Presiden Soekarno meresmikan berdirinya Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang.
Saat itu, taruna angkatan 1957 ditetapkan sebagai Angkatan ke-4 AMN, melanjutkan tradisi Militaire Academie Yogyakarta.
Empat tahun kemudian, pada 1961, AMN Magelang diintegrasikan dengan Akademi Teknik Angkatan Darat (ATEKAD) dari Bandung, memperkuat struktur pendidikan militer nasional.