Dan pada 16 Desember 1965, akademi-akademi dari berbagai matra, darat, laut, udara, dan kepolisian, disatukan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).
Dari AKABRI ke Akademi Militer Modern
Dalam perjalanannya, AKABRI Magelang sempat berubah menjadi AKABRI Udarat pada 1967, lalu menjadi AKABRI Bagian Darat pada 1979.
Nama Akademi Militer (Akmil) baru resmi digunakan pada 14 Juni 1984, menandai era baru pembinaan calon perwira TNI AD.
Setelah reformasi 1999, Polri resmi berpisah dari TNI, dan AKABRI pun bertransformasi menjadi Akademi TNI yang terdiri dari tiga akademi utama, Akmil, AAL, dan AAU.
Sejak itu, Akmil tetap berperan sentral dalam mencetak calon pemimpin masa depan, dengan sistem pendidikan yang terus disesuaikan terhadap dinamika global dan kebutuhan pertahanan modern.
Melalui Peraturan Panglima TNI Nomor 28 Tahun 2008, pendidikan dasar keprajuritan Chandradimuka ditempatkan langsung di bawah Mako Akademi TNI.
Taruna Akmil kemudian melanjutkan pendidikan tingkat II hingga IV di Magelang, mematangkan disiplin, mental, dan kepemimpinan di lingkungan yang menuntut kesempurnaan.
Lebih dari enam dekade perjalanan Akmil telah menjadikannya simbol keunggulan militer dan karakter kepemimpinan Indonesia.
Dari kompleks megah di Magelang ini, semangat patriotisme dan nilai kejuangan ditempa, menyiapkan generasi baru perwira untuk menjaga kedaulatan bangsa di tengah tantangan zaman.
Hari ini, di usia ke-68, Akademi Militer bukan sekadar lembaga pendidikan militer, tetapi juga penjaga tradisi kebangsaan, tempat di mana nilai disiplin, tanggung jawab, dan semangat pengabdian kepada tanah air tetap menyala tanpa padam. [a46]
penulis: zainal efendi
sumber: –