Sinata.id – Jagat media sosial kembali diguncang oleh video viral berdurasi 30 detik yang menampilkan Wahyudin Moridu, mantan Anggota DPRD Provinsi Gorontalo dari PDIP. Dalam rekaman tersebut, Wahyudin dengan santai menyebut dirinya “merampok uang negara” sambil tertawa bersama seorang perempuan yang ia sebut sebagai “hugel”.
Video itu diambil saat perjalanan dinas menuju Makassar dan kemudian viral setelah disebarkan oleh seorang wanita berinisial D, yang diduga kecewa karena permintaan pernikahannya ditolak.
Baca Juga: Wahyudin Moridu, Anggota DPRD Gorontalo Mengaku Rampok Uang Negara
Arti Hugel
Istilah “hugel” bukanlah kata resmi dalam KBBI, melainkan slang populer di kalangan warganet dan komunitas urban Indonesia. Kata kerap dipakai untuk menyebut pasangan gelap atau selingkuhan yang dibawa secara diam-diam, khususnya dalam konteks hubungan yang tidak sah atau perselingkuhan.
“Hugel” sendiri diduga berasal dari singkatan “hubungan gelap”, dan plesetan kata bahasa Inggris “hug” (pelukan) yang kemudian diadaptasi secara fonetik, atau dari istilah jalanan yang berkembang di media sosial.
Di banyak unggahan warganet, “bawa hugel” kerap digunakan secara sarkastik untuk menyoroti perilaku tak etis pejabat atau publik figur.
Dalam kasus Wahyudin, istilah ini semakin menambah kontroversi karena mengaitkan perjalanan dinas resmi dengan hubungan gelap.
Baca Juga: Skandal “Rampok Uang Negara” Wahyudin Moridu, Berujung Drama Permintaan Maaf
Permintaan Maaf Bersama Istri Sah
Usai video itu memicu kemarahan publik, Wahyudin tampil di hadapan kamera ditemani istri sahnya, Mega Nusi.
Dalam video klarifikasinya, ia menyampaikan penyesalan mendalam.
“Sesungguhnya saya tidak berniat menyinggung masyarakat Gorontalo. Semua ini murni kesalahan saya. Atas kejadian ini, dari hati yang paling dalam saya memohon maaf,” ujarnya.
Kehadiran Mega, seorang wirausahawan rumahan lulusan S1 Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Gorontalo, juga menjadi sorotan.
Publik menilai langkah Wahyudin mengajak istrinya tampil bersama adalah upaya menyelamatkan citra, alih-alih mempertanggungjawabkan kesalahannya secara pribadi.
Baca Juga: Wahyudin Moridu “Rampok Uang Negara” Dipecat PDIP
Motif Penyebaran Video dan Pemecatan
Ketua Badan Kehormatan DPRD Provinsi Gorontalo, Fikram Salilama, mengungkapkan bahwa motif D menyebarkan video tersebut karena Wahyudin menolak menikahinya.
Video itu pun menjadi bumerang yang berujung pada pemecatan Wahyudin dari PDIP.
Ketua DPP PDIP Bidang Kehormatan, Komarudin Watubun, menegaskan bahwa partai tidak akan mentolerir perilaku kader yang mencederai marwah partai.
“Dalam waktu dekat segera dilakukan pergantian antar waktu (PAW),” ujarnya, Sabtu (21/9/2025).
Baca Juga: Harta Kekayaan Wahyudin Moridu Disorot Usai Viral, Warganet: Harta Minus, Mulut Plus
Politisi PDIP Rieke Diah Pitaloka turut mendukung pemecatan itu, menyebut tindakan Wahyudin sebagai bentuk pelanggaran etik berat.
Video viral tersebut menampilkan Wahyudin yang menyebut, “Kita hari ini menuju Makassar menggunakan uang negara. Kita rampok saja uang negara ini, kita habiskan saja biar negara ini semakin miskin. Membawa hugel langsung ke Makassar menggunakan uang negara.”
Ucapan itu memantik amarah warga karena menunjukkan sikap arogan seorang pejabat publik.
PDIP segera bergerak cepat untuk meredam krisis kepercayaan publik, sementara masyarakat menilai kasus ini sebagai pengingat bahwa perilaku pejabat harus selaras dengan etika jabatan.
Baca Juga: Video 30 Detik Wahyudin Moridu Bersama Wanita “Hugel” Viral, Ajak Istri Sah Minta Maaf
Tak hanya perilakunya yang disorot, laporan LHKPN Wahyudin juga memantik cibiran.
Data 2024 menunjukkan hartanya minus Rp2 juta.
Dengan total aset berupa warisan tanah dan bangunan senilai Rp180 juta, kas Rp18 juta, tetapi utang Rp200 juta, publik menilai pengakuan “merampok uang negara” semakin tidak pantas diucapkan oleh seorang wakil rakyat yang seharusnya memahami penderitaan rakyat kecil. (A46)