Pematangsiantar, Sinata.id – Gerhana Bulan adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bumi, sehingga tidak semuanya sampai ke Bulan.
Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dinamisnya pergerakan posisi Matahari, Bumi, dan Bulan ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya.
Gerhana Bulan Total terjadi saat posisi Matahari-Bumi-Bulan sejajar (di satu garis lurus). Hal ini membuat Bulan masuk ke bayangan inti (umbra) Bumi.
Saat puncak gerhana terjadi, Bulan akan terlihat berwarna merah jika langit cerah. Warna merah pada Bulan disebabkan oleh hamburan Rayleigh di atmosfer Bumi.
Cahaya matahari yang melewati atmosfer Bumi akan terhambur, sehingga cahaya dengan panjang gelombang pendek seperti biru akan tersebar lebih banyak, sementara cahaya dengan panjang gelombang lebih panjang seperti merah akan lolos dan mencapai permukaan Bulan, sehingga Bulan tampak merah.
Adapun Gerhana Matahari adalah peristiwa terhalangnya cahaya Matahari oleh Bulan sehingga tidak semua cahayanya sampai ke Bumi dan selalu terjadi pada saat fase bulan baru.
Pada tahun 2025 terjadi 4 (empat) kali gerhana, yaitu 2 (dua) kali gerhana Bulan dan 2 (dua) kali gerhana Matahari. Rinciannya adalah sebagai berikut:
1. Gerhana Bulan Total (GBT) 14 Maret 2025 dengan fase akhir dapat diamati ari sedikit wilayah di Indonesia Timur.
2. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 29 Maret 2025 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
3. Gerhana Bulan Total (GBT) 7 September 2025 yang dapat diamati dari Indonesia.
4. Gerhana Matahari Sebagian (GMS) 21 September 2025 yang tidak dapat diamati dari Indonesia.
Salah satu tupoksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebagai institusi pemerintah adalah memberikan informasi dan pelayanan tanda waktu, termasuk di dalamnya adalah informasi Gerhana Bulan dan Matahari. Demikian dilansir dari situs resmi BMKG. (*)