Jakarta, Sinata.id – Indonesia tertinggal jauh dalam adopsi jaringan 5G,dengan cakupan yang belum mencapai 10% sejak diluncurkan pada 2021.
Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) Nezar Patria mengungkapkan kondisi ini sangat berbeda dengan Malaysia, yang sudah mencapai cakupan sekitar 80 persen.
Keterlambatan ini terutama disebabkan oleh masalah ketersediaan spektrum frekuensi.
Menurut Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Marwan Baasir, operator seluler saat ini masih menggunakan frekuensi 1,8 GHz, 2,1 GHz, dan 2,3 GHz yang bukan merupakan spektrum “5G sejati”.
Sedangkan spektrum optimal untuk 5G, seperti 700 MHz, 2,6 GHz, dan 3,5 GHz, yang membutuhkan lebar pita 100 MHz, belum dialokasikan untuk operator seluler.