Pujian dan Kritik untuk Delapan Dekade Kekuasaan
Kemenangan Biya ini memicu reaksi yang sangat beragam. Di satu sisi, partai pemerintah menyambutnya sebagai kemenangan “penuh kebesaran dan harapan.”
Di sisi lain, warga seperti Amungwa Nicodemus menyatakan ini adalah awal dari “mimpi buruk” baru, sambil mengkritik kondisi ekonomi yang memburuk dan praktik korupsi yang merajalela.
Pemerintahan Biya sejak 1982 memang diwarnai paradoks. Dia mendapat pujian atas perluasan akses pendidikan dan penyelesaian sengketa perbatasan.
Namun, di sisi lain, pemerintahannya dikritik tajam karena dianggap mengabaikan krisis separatis di wilayah berbahasa Inggris, tingginya pengangguran pemuda (mencapai 40%), infrastruktur yang buruk, serta pembatasan kebebasan berpendapat. Ketidakhadirannya yang sering di luar negeri juga menjadi bahan perbincangan dan rumor.