Pematangsiantar, Sinata.id – Mengolah barang bekas menjadi produk bernilai ekonomi membawa berkah bagi Zul Toreh, 69 tahun. Terlebih pada masa jelang perayaan HUT Kemerdekaan RI ke-80, seperti saat ini.
Di usaha yang telah lama dirintisnya, pensiunan TNI mengolah beragam barang bekas berbahan plastik, seperti galon air, toples bekas makanan, dan botol air mineral.
Barang-barang bekas tersebut nantinya diolah menjadi hiasan dinding maupun bingkai bola lampu. Usaha Zul berada di Jalan Sisingamangaraja, tepatnya depan Universitas Simalungun.
Cerita Zul, usaha kerajinan tangan dimulainya sejak masih aktif menjadi prajurit. Dia kemudian memutuskan untuk pensiun diri pasca menhalami musibah kecelakaan beberapa tahun silam.
“Sewaktu masih aktif bekerja, saya sudah mulai merintis usaha ini, memanfaatkan sedikit kreativitas yang saya miliki,” terangnya.
Zul mengaku kreatifitasnya pernah diminati hingga ke Parapat, Asahan, dan Labuhan Batu. Dalam suatu kesempatan ia sempat mengikuti pameran di Kalimantan.
Momentum perayaan Kemerdekaan RI biasanya berdampak meningkat penjualan produk yang diolah Zul, terutama dari produk olahan bambu untuk tiang bendera.
“Kelebihan kami itu adalah bambu ini. Sampai hari ini yang paling banyak pembelinya adalah bambu untuk tiang bendera, hampir 2.000 batang sudah terjual. Kita minta kembali untuk stok tapi tidak bisa terpenuhi,” ujar Zul kepada Sinata, Selasa (12/8/2025).
Bambu tersebut ia datannglan langsung dari Kecamatan Sipispis, Kabupaten Simalungun. Jenisnya bambu batu dengan ketahanan hingga satu tahun, dijual seharga Rp10.000 per batang.
Seperti usaha pada umumnya, ia mengaku tantangan berat pada usahanya adalah persaingan harga dan kualitas dari produk. Tetapi semangat Zul untuk terus berkarya tidak padam. Baginya, mengolah barang bekas bukan hanya soal ekonomi, tapi juga cara memberi kehidupan baru bagi benda yang dianggap tak berguna. (SN14)