Venezuela, Sinata.id – Keputusan Venezuela untuk meminta bantuan militer dari Rusia, China, dan Iran di tengah eskalasi ketegangan dengan Amerika Serikat (AS). Sikap ini menimbulkan pertanyaan serius mengenai kalkulasi risiko dan konsekuensi jangka panjangnya.
Laporan yang diungkap The Washington Post berdasarkan dokumen pemerintah AS ini menunjukkan langkah putus asa Presiden Nicolas Maduro, yang tidak hanya meningkatkan perlombaan senjata, tetapi juga memperdalam polarisasi geopolitik di kawasan Karibia.
Permintaan Maduro kepada Presiden China Xi Jinping untuk detektor radar, serta dorongan Caracas kepada Iran untuk menyediakan peralatan pengacau radar dan drone jarak jauh 1.000 kilometer, secara gamblang menyebutkan “eskalasi” dengan AS sebagai pemicu.
Jelas, ini bukan hanya sekadar modernisasi pertahanan, melainkan upaya mendesak untuk menanggapi kehadiran armada angkatan laut AS di Karibia barat—yang diklaim Washington bertugas melawan kartel narkoba “makroteroris” Maduro.
Klaim AS ini, yang dibantah keras oleh Maduro, menjadi panggung bagi sebuah konflik yang semakin militeristik.