Abu vulkanik Toba tidak hanya menyelimuti Nusantara, tetapi juga menyebar hingga Malaysia, India, Samudra Hindia, bahkan mencapai Afrika, meninggalkan jejak geologis yang masih dapat ditelusuri hingga kini.
Sinata.id – Rugi sekali rasanya mengunjungi Danau Toba hanya sekadar kunjungan wisata. Dari jalanan berliku di kawasan Sumatra Utara, hamparan luas air danau yang tenang, Danau Toba menyimpan rahasia besar yang layak dieksplorasi lebih jauh.
Ketika menapaki tepian Danau Toba yang tenang di Sumatra Utara, sulit membayangkan bahwa kawasan ini pernah menjadi pusat letusan supervulkan dahsyat sekitar 74.000 tahun lalu.
Abu vulkaniknya tidak hanya menyelimuti Nusantara, tetapi juga menyebar hingga Malaysia, India, Samudra Hindia, bahkan mencapai Afrika, meninggalkan jejak geologis yang masih dapat ditelusuri hingga kini.
Letusan Gunung Toba bukanlah peristiwa biasa. Gunung ini tercatat sebagai salah satu letusan supervulkanik terbesar dalam sejarah Bumi, dan abu vulkaniknya tersebar hingga melintasi benua serta samudra.
Baca Juga: 9 Misteri Danau Toba yang Masih Jadi Teka-Teki
Sebagai lokasi kaldera utama, Provinsi Sumatera Utara tentu menjadi pusat temuan lapisan abu Toba. Di sekitar Danau Toba, lapisan ini terhampar menjadi bukti nyata kedahsyatan ledakan masa lalu. Hingga kini, wilayah ini masih menjadi laboratorium alam bagi para ahli geologi untuk mempelajari sejarah vulkanik bumi.
Tak hanya di Indonesia, abu Toba juga ditemukan di Malaysia, terutama di kawasan Lembah Lenggong. Di beberapa titik, ketebalan abu bahkan mencapai 10 meter, menutupi lapisan tanah purba. Temuan ini menjadi salah satu bukti bahwa efek letusan Toba melintasi batas geografis dan negara.
Lapisan abu Toba juga teridentifikasi di wilayah Laut China Selatan. Meski tertutup air, endapan tersebut masih bisa ditelusuri oleh para peneliti melalui sampel sedimen laut. Hal ini menunjukkan bahwa debu letusan Toba menyebar luas, bahkan hingga ke jalur perairan internasional.
Di India, sebaran abu Toba begitu signifikan. Bahkan, para arkeolog menjadikan lapisan abu ini sebagai kronometer, penanda waktu yang membantu menentukan usia artefak budaya Paleolitik. Di India bagian selatan, ditemukan alat-alat batu yang posisinya berada tepat di bawah dan di atas lapisan abu Toba, menegaskan bahwa letusan tersebut menjadi titik penting dalam perjalanan sejarah manusia purba di kawasan Asia Selatan.
Lebih mengejutkan lagi, lapisan abu Toba juga ditemukan di Afrika, tepatnya sejauh Danau Malawi. Jaraknya sekitar 7.300 kilometer dari Sumatera Utara. Fakta ini memperlihatkan betapa kuatnya letusan Toba yang mampu mengirim abu hingga menyeberangi samudra dan benua.
Selain itu, jejak abu juga terbawa hingga melintasi Samudra Hindia, mencapai jarak sekitar 4.500 kilometer dari pusat kaldera Toba. Sebaran ini bukan hanya fenomena geologis, melainkan juga peringatan akan skala destruktif supervulkan yang mampu mengubah iklim global.
Baca Juga: Misteri Dapur Magma Raksasa di Kedalaman Danau Toba
Bagi dunia ilmiah, lapisan abu Toba memiliki nilai yang sangat penting. Bagi arkeolog di India, temuan ini berfungsi sebagai penentu usia situs prasejarah. Bagi ahli geologi, lapisan ini adalah bukti dari kedahsyatan letusan super yang pernah mengguncang planet bumi. Dan menjadi pengingat bahwa Danau Toba yang kini tenang pernah meletus dengan kekuatan yang hampir meluluhlantakkan peradaban.
Saat berdiri di tepian Danau Toba, memandang air yang tenang memantulkan langit sore, terdapat fakta bahwa di bawah kedamaian ini tersimpan dapur magma raksasa yang pernah mengubah wajah bumi.
Jejak abu vulkaniknya, yang kini ditemukan dari Sumatera hingga Afrika, adalah bukti nyata bahwa Danau Toba bukan hanya milik Sumatera Utara, tapi juga warisan geologis dunia. (A46)