Investigasi KNKT: Kelebihan Muatan dan Kecerobohan Manusia
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) akhirnya turun tangan. Dari hasil penyelidikan mendalam, ditemukan fakta yang menyakitkan.
Kapal Sinar Bangun kelebihan muatan parah. Puluhan sepeda motor yang ditempatkan di geladak menambah beban di atas garis stabilitas kapal. Ketika ombak menghantam, kapal tidak lagi mampu menegakkan diri.
Tak hanya itu, izin kapal juga dipertanyakan. Prosedur keselamatan diabaikan, tidak ada manifes, tidak ada pemeriksaan cuaca, bahkan jumlah pelampung tak sesuai standar. Semua berlangsung dengan cara “asal jalan.”
Kecerobohan itu kemudian berujung maut.
Baca Juga: Arie Hanggara, Duka Indonesia 1984
Penegakan Hukum dan Rasa Bersalah yang Tak Pernah Reda
Beberapa minggu setelah tragedi, aparat kepolisian menahan nakhoda dan pemilik kapal.
Mereka dijerat dengan pasal kelalaian yang menyebabkan kematian massal.
Namun bagi keluarga korban, hukuman apa pun terasa tak sebanding dengan kehilangan.
Seorang ibu di Tigaras bercerita, ia kehilangan dua anak sekaligus, keduanya pelajar SMA yang hendak kembali ke rumah usai berlibur di Samosir.
“Saya hanya ingin jasadnya kembali,” katanya lirih. Tapi hingga kini, jasad itu tak pernah ditemukan.
Baca Juga: Oki, Pembunuh Berantai dari Jakarta yang Bikin Bingung LAPD Los Angeles
Duka yang Mengubah Kebijakan
Tragedi Sinar Bangun membuat pemerintah membuka mata. Presiden kala itu langsung memerintahkan evaluasi besar-besaran terhadap transportasi danau di seluruh Indonesia.
Hasilnya, lahirlah berbagai peraturan baru:
-
Penerapan tiket elektronik dan manifes digital di pelabuhan danau.
-
Batas kapasitas ketat untuk setiap kapal kayu.
-
Pelatihan keselamatan wajib bagi nakhoda dan operator kapal rakyat.
-
Sosialisasi BMKG untuk memastikan cuaca aman sebelum kapal berangkat.
Pemerintah juga menjadikan Danau Toba sebagai kawasan prioritas pariwisata nasional yang harus memenuhi standar keselamatan internasional.
Baca Juga: Slamet Gundul, Wajahnya Tidak Sangar, Tapi Bikin Mabes Polri Geram Bukan Main
Pelajaran yang Tertulis di Ombak
Tragedi Sinar Bangun mengajarkan bahwa bencana bukan hanya soal cuaca atau takdir. Ini adalah hasil dari rantai kelalaian kecil yang diabaikan. Satu penumpang tambahan.
Satu sepeda motor tanpa pengikat. Satu manifes yang tak diisi. Hingga akhirnya, semuanya menjadi bola salju yang menenggelamkan ratusan nyawa.