Jakarta, Sinata.id – Jurnalis kenamaan Najwa Shihab tengah berduka atas kepergian sang suami, Ibrahim Sjarief Assegaf, yang meninggal dunia pada Selasa, 20 Mei 2025, di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional (RS PON), Jakarta Timur. Almarhum diketahui sempat mengalami pendarahan otak yang menyebabkan stroke, sebelum akhirnya menghembuskan napas terakhirnya.
Di balik kabar duka tersebut, tersimpan kisah cinta yang mendalam antara Najwa dan Ibrahim—sebuah perjalanan panjang yang dimulai sejak masa kuliah mereka di Universitas Indonesia (UI). Pertemuan pertama terjadi ketika Najwa masih menjadi mahasiswa baru, sementara Ibrahim merupakan kakak tingkatnya.
Interaksi keduanya bermula dari aktivitas akademis dan organisasi kampus, yang kemudian berkembang menjadi kedekatan emosional. Cinta mereka tumbuh semakin kuat usai mengikuti program pertukaran pelajar ke luar negeri. Hubungan itu pun berlanjut ke jenjang pernikahan pada tahun 1997, meski saat itu Najwa masih berstatus sebagai mahasiswi.
Dalam sebuah wawancara podcast bersama publik figur Ashanty, Najwa sempat mengenang masa itu dengan penuh kehangatan. Ia mengaku bahwa keputusan untuk menikah muda dilandasi oleh keyakinan terhadap sosok Ibrahim yang dinilainya sebagai pasangan yang tepat. “Saya menikah di usia 20 tahun. Waktu itu masih kuliah. Tapi saya merasa sudah menemukan orang yang saya percaya,” ujar Najwa sambil tersenyum.
Orang tuanya pun memberikan restu dengan satu syarat: pendidikan harus tetap dituntaskan. Najwa menepati janji tersebut, menyelesaikan pendidikan sarjananya sebelum melanjutkan studi magister di Columbia University, New York, dan meraih gelar Master of Arts in Journalism.
Pada awal pernikahan, mereka harus menjalani hubungan jarak jauh. Ibrahim mengikuti program magang di Amerika Serikat, sementara Najwa tetap berada di Indonesia untuk menyelesaikan kuliah. Meski berjauhan secara fisik, komunikasi dan komitmen mereka tetap terjaga erat.
Pasangan ini dikaruniai dua anak, yakni Izzat Ibrahim Assegaf dan Namiyah Assegaf. Sayangnya, sang putri, Namiyah, meninggal dunia hanya beberapa jam setelah dilahirkan—sebuah kehilangan yang menambah kedalaman kisah hidup keluarga kecil ini.
Selama hampir tiga dekade membangun rumah tangga, Najwa dan Ibrahim dikenal sebagai pasangan yang harmonis dan saling mendukung dalam setiap langkah kehidupan. Kepergian Ibrahim tentu menjadi duka yang mendalam, bukan hanya bagi Najwa Shihab dan keluarganya, namun juga bagi banyak pihak yang mengenal dan menghargai sosok almarhum. (*)