Samosir, Sinata.id – Pemerintah Kabupaten Samosir mengklarifikasi fenomena semburan lumpur yang mengejutkan warga Desa Rianiate, Kecamatan Pangururan, dalam beberapa hari terakhir. Semburan tersebut dinyatakan sebagai fenomena alam yang merupakan manifestasi dari aktivitas gunung purba, bukan bencana seperti yang dikhawatirkan sejumlah warga.
Hotraja Sitanggang, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkab Samosir, menyampaikan bahwa semburan lumpur tersebut muncul saat dilakukan pengeboran untuk air tanah di lokasi.
“Kalau dilihat, biar masyarakat kita tidak desah, ini merupakan manifestasi dari gunung purba. Dan bertepatan ada dilakukan pengeboran (di sini) rencananya air tanah. Dari pengeboran tersebut, ada semburan lumpur ini,” jelasnya lewat kanal media sosial Facebook Pemkab Samosir, dilihat Sinata, Kamis (31/7/2025).
Ia menambahkan, kondisi geografis sepanjang pinggiran Danau Toba, mulai dari Balige hingga Desa Rianiate, memiliki titik-titik yang menunjukkan gejala serupa. Semburan ini diperkirakan sebagai mud volcano atau vulkanisme lumpur yang diakibatkan oleh gas dari dalam bumi.
Untuk memastikan hal tersebut, Pemkab Samosir telah menghubungi Badan Geologi dan akan segera mengirimkan surat resmi agar dilakukan kajian ilmiah lebih lanjut. Pemerintah daerah berharap langkah ini bisa menghentikan simpang siur informasi yang berkembang di tengah masyarakat.
“Informasi ini akan kita telusuri bersama para ahli, supaya masyarakat tidak terprovokasi isu-isu yang tidak berdasar. Masyarakat juga tetap bisa beraktivitas seperti biasa,” ujar Hotraja.
Sebelumnya, video yang merekam semburan lumpur di Desa Rianiate viral di media sosial. Sejumlah warganet menyamakan kejadian ini dengan tragedi Lumpur Lapindo di Sidoarjo, Jawa Timur, tahun 2006, meski dengan skala yang jauh lebih kecil. (SN13)