Pematangsiantar, Sinata.id – Ratusan massa menggelar aksi unjuk rasa di depan Mapolres Pematangsiantar, menuntut kejelasan nasib Iptu Tomi Marbun yang hilang dalam tugas di Papua.
Aksi dimulai pukul 15.00 WIB dengan long march dari Jalan Pane menuju Siantar Square, melewati Pasar Horas, dan berakhir di depan Markas Polres Pematangsiantar.
Massa membawa spanduk dan poster yang mempertanyakan ketidakjelasan investigasi kasus hilangnya Tomi.
Rocky Marbun, salah satu orator, mengungkapkan bahwa hilangnya eks Kasat Reskrim Polres Bintuni tersebut telah dibahas dengan DPR. Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi III DPR RI terungkap bahwa seragam dan ponsel Tommy telah ditemukan, namun korban sendiri belum kembali.
Monterry Marbun, adik Tomi menyampaikan kecurigaan keluarga terhadap keterangan resmi Polri. “Saat terakhir berkomunikasi dengan istrinya, Tomi meminta Rp30 juta untuk biaya dinas. Jika benar dinas resmi, mengapa harus meminta uang pribadi?” ujarnya.
Ia juga mempertanyakan laporan bahwa Tomi “terpeleset dan tenggelam” saat operasi, sementara rekan-rekannya justru meninggalkannya untuk mengejar Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Monterry menyesalkan kurangnya transparansi Polri. “Kapolri tidak pernah memberikan pernyataan resmi. Saat kami melapor ke Mabes, justru diputar-putar antara Polda Papua Barat dan pencarian yang tidak serius,” tegasnya.
Dalam misi pencarian almarhum beberapa waktu lalu, dia menjelaskan, Polri membentuk 130 personel tetapi hanya sekitar 20 orang yang turun terlibat pencarian.
“Dari 130 personel yang dikerahkan, hanya 20 yang sampai ke lokasi, itu pun dengan helikopter. Tidak ikut dengan kami yang harus berjalan kaki 8 km menyusuri sungai,” katanya.
Sebagai informasi, Iptu Tomi disebut hilang saat sedang memburu kelompok kriminal bersenjata (KKB) sejak Rabu (18/12/2024). Dua gelombang pencarian yang dilakukan Polri yakni pada Desember 2024 dan 27 Januari-2 Februari 2025, belum berhasil. Sampai operasi pencarian akhirnya resmi ditutup. (Rey)