Sinata.id – Dalam beberapa pekan terakhir, Kota Medan dihebohkan oleh maraknya aksi pencurian logam yang dilakukan sekelompok pelaku yang dijuluki warga sebagai “rayap besi.” Mereka menyasar pagar, kabel listrik, hingga panel traffic light demi meraup keuntungan cepat.
Namun, gerak senyap para pencuri logam ini akhirnya terhenti setelah polisi berhasil membongkar jaringan besar mereka dan menangkap puluhan tersangka yang selama ini meresahkan warga.
Kapolrestabes Medan, Kompol Jean Calvijn Simanjuntak mengungkap 45 kasus “rayap besi dan kayu” dalam kurun waktu 15 hari, antara 9 hingga 24 Oktober 2025. Dari pengungkapan itu, sebanyak 70 tersangka ditangkap dari berbagai titik di Kota Medan dan sekitarnya.
“Para pelaku bergerak terorganisir, menyasar fasilitas umum hingga rumah warga. Hasil curiannya dijual ke penadah yang kini juga kami kejar,” ujar Kombes Calvijn dalam konferensi pers di Mapolrestabes Medan, Sabtu (25/10/2025).
Pagar besi, jerjak rumah, kabel listrik, hingga panel traffic light, semuanya jadi incaran para pelaku. Dalam beberapa kasus, pelaku bahkan nekat mencuri besi beton dari proyek pembangunan dan kabel instalasi rumah sakit.
Baca Juga: Senyum Manis Pria di Labura Dibalas Borgol
Polisi menyebut, modus mereka beragam, ada yang beraksi malam hari, ada pula yang berpura-pura menjadi pekerja bangunan.
Barang bukti yang berhasil diamankan menumpuk di halaman Mapolrestabes, di antaranya potongan besi, kabel, jendela, pintu kayu, bahkan alat-alat curian seperti obeng, tang, kunci pas, martil, hingga kendaraan roda tiga yang dipakai mengangkut hasil kejahatan.
“Beberapa pelaku diketahui bekerja sebagai pemulung atau sopir becak bermotor. Tapi di balik itu, ada jaringan penadah yang menampung dan menjual kembali hasil curian ke pengepul besar,” terang Calvijn.
Penadah Diburu
Dari hasil penyelidikan, polisi berhasil menangkap dua karyawan tempat penampungan besi bekas di kawasan Medan Tembung yang berperan sebagai penadah. Namun pemilik usaha botot besar yang diduga jadi otak distribusi logam curian, masih buron.
“Kami sudah kantongi identitasnya. Kamu bisa berlari, tapi tidak bisa bersembunyi,” tegas Calvijn.
Polisi menduga, jaringan ini telah beroperasi berbulan-bulan dan menyebabkan kerugian besar bagi masyarakat serta instansi pemerintah. Kabel listrik yang dicuri, misalnya, sempat mengakibatkan padamnya lampu jalan di beberapa titik dan mengancam keselamatan pengguna jalan.
Medan Tembung Paling Parah
Dari hasil pemetaan kriminalitas, Kecamatan Medan Tembung tercatat sebagai wilayah dengan kasus rayap besi paling tinggi. Lingkungan padat, banyak gudang, dan lemahnya penerangan jalan menjadi faktor utama yang dimanfaatkan para pelaku.