Sinata.id – Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) anjlok tajam usai proyek megah PIK 2 Tropical Coastland resmi dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh Presiden Prabowo Subianto. Sentimen negatif langsung menyapu lantai bursa, membuat para investor kalang kabut dan nilai saham PANI terjun bebas di awal pekan perdagangan.
Saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), yang biasanya menjadi primadona di sektor properti, mendadak tertekan berat pada Senin siang (13/10/2025). Hingga penutupan sesi pertama, harga saham PANI jatuh 775 poin atau setara 5,25 persen ke level Rp13.975 per saham.
Bahkan, sempat menyentuh titik terendah harian di Rp13.675 per lembar, angka yang membuat banyak investor menahan napas. Padahal, hanya tiga hari sebelumnya, pada Jumat (10/10/2025), saham PANI masih perkasa di level Rp14.750 per saham. Kini, secara mingguan, nilai saham ini telah tergerus lebih dari 11 persen.
Baca Juga: IHSG Bangkit dari Zona Merah, Trump Ancam China dengan Tarif 100%
Penyebab utamanya bukan sekadar aksi ambil untung, melainkan kabar mengejutkan dari Istana, proyek PIK 2 Tropical Coastland milik konglomerat Sugianto Kusuma alias Aguan, resmi dihapus dari daftar PSN oleh Presiden Prabowo Subianto.
Kebijakan tersebut dikukuhkan dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025, perubahan kedelapan atas Permenko Nomor 7 Tahun 2021 yang mengatur daftar Proyek Strategis Nasional. Regulasi yang diteken pada 24 September 2025 itu secara resmi mencabut status PSN dari proyek yang sebelumnya terdaftar di Permenko Nomor 12 Tahun 2024, sektor pariwisata dengan nomor urut 226.
Padahal, hanya setahun lalu, tepatnya pada 18 Maret 2024, proyek PIK 2 Tropical Coastland diumumkan secara megah sebagai bagian dari daftar PSN baru. Dengan nilai investasi fantastis mencapai Rp65 triliun, proyek ini diharapkan menjadi ikon wisata hijau kelas dunia yang mampu menyerap lebih dari 6.000 tenaga kerja langsung dan 13.000 tenaga kerja tambahan dari sektor pendukung.
Namun, kini impian itu seakan menguap bersama kabar penghapusan status strategisnya. Investor menilai, hilangnya label PSN bisa berdampak pada perizinan, pembiayaan, dan insentif yang sebelumnya dijanjikan pemerintah.
Sontak, pasar merespons dengan aksi jual masif. Grafik pergerakan saham PANI di layar bursa terlihat seperti jurang menukik tajam, mencerminkan kepanikan investor yang khawatir proyek raksasa itu tak lagi punya “tameng” pemerintah.
Sementara di kalangan pelaku industri properti, keputusan itu dianggap sebagai sinyal peringatan keras, proyek besar sekalipun tak kebal dari evaluasi strategis pemerintah. [zainal/a46]