Sinata.id – Rekaman CCTV Hotel Lendosis Palembang kini menjadi saksi bisu peristiwa penghilangan nyawa seorang ibu muda yang tengah mengandung anak pertama. Di layar itu tampak sosok pria berkaus gelap berjalan santai di depan, diikuti seorang wanita muda diduga korban yang tersenyum tipis.
Tak ada yang tahu, langkah mereka menuju kamar nomor 8 itu akan menjadi perjalanan terakhir Anti Puspita Sari (22), sebelum esoknya ditemukan tewas mengenaskan dengan tubuh terikat dan mulut disumpal pakaian dalam.
Anti, wanita sedang berbadan dua ditemukan tewas mengenaskan di kamar Hotel Lendosis, Palembang, Sabtu (11/10/2025). Dalam rekaman itu, terlihat jelas sosok pria misterius yang diduga mengajak Anti check-in sehari sebelum jasadnya ditemukan.
Pria tersebut berpenampilan rapi, berkaus gelap, memakai masker, dan tampak tenang saat melangkah di lobi hotel.
Dalam video berdurasi 1 menit 27 detik yang kini disita polisi, terlihat Anti berjalan di belakang pria itu saat memasuki hotel pada Jumat sore (10/10/2025). Keduanya sempat berbicara singkat di meja resepsionis sebelum menuju lantai dua.
Baca Juga: Sehari Sebelum Anti Puspita Sari Tewas, Suami Temukan Chat Mesra
Pegawai hotel sempat mencatat sebagian identitas pria itu, namun sayangnya, data lengkap tak sempat tersimpan karena ia hanya menunjukkan KTP sekilas. Setelah itu, tak ada lagi yang melihat mereka, sampai keesokan harinya, saat tubuh Anti ditemukan tak bernyawa.
“Ciri-cirinya sudah kami kantongi. Rekaman CCTV memperlihatkan wajah pelaku cukup jelas,” ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Harryo Sugihhartono, Senin (13/10/2025).
Menurutnya, polisi kini tengah melacak keberadaan pria tersebut yang diduga kuat menjadi pelaku pembunuhan.
Pegawai hotel menuturkan, pria yang bersama korban terlihat akrab dan santai.
“Mereka masuk berdua, seperti pasangan biasa. Tak ada yang mencurigakan,” kata salah satu karyawan hotel.
Namun, keesokan paginya, pria tersebut tak tampak lagi keluar dari hotel, lenyap begitu saja, meninggalkan kamar yang terkunci dari dalam, dan tubuh Anti yang terikat, disumpal kain, serta berpakaian tak lagi utuh.
Hasil penyelidikan mengungkap, pria dalam rekaman CCTV itu sempat keluar dari pintu belakang hotel sekitar pukul 22.00 WIB. Kamera pengawas memperlihatkan sosoknya berjalan cepat ke arah parkiran, membawa jaket dan helm.
“Kami sudah peroleh wajahnya dari dua sudut kamera. Saat ini sedang dilakukan pencarian berdasarkan face recognition,” jelas Kasat Reskrim Polrestabes Palembang AKBP Andrie Setiawan.
Polisi juga menyita rekaman CCTV dari toko sekitar untuk menelusuri arah pelarian pelaku. Tim gabungan Polrestabes dan Polda Sumsel kini bergerak ke sejumlah lokasi yang diduga menjadi tempat persembunyian pria tersebut.
Suami Korban: “Saya Pernah Lihat Foto Orang Itu”
Sementara itu, suami korban, Adi Rosadi (36), mengaku sempat melihat wajah pria itu sebelumnya. Menurutnya, Anti pernah berkomunikasi lewat pesan dengan orang yang mirip dengan pelaku dalam rekaman CCTV.
“Pernah saya lihat di HP-nya. Mereka sempat chat mesra. Sudah saya tegur, tapi katanya cuma teman lama,” ungkap Adi lirih di rumah duka, Talang Petai, Plaju.
Adi tak kuasa menahan tangis saat menatap foto pernikahan mereka yang kini terasa seperti kenangan pahit.
“Saya ingin pelaku itu cepat ditangkap,” ucapnya.
Anti Sedang Hamil Muda
Hasil autopsi dari RS Bhayangkara M. Hasan memperlihatkan fakta memilukan. Dokter forensik Indra Syakti Nasution, Sp.FM mengonfirmasi bahwa Anti tengah hamil trimester pertama.
“Ada luka kekerasan di bibir, leher, dan pipi korban. Tangan terikat hijab, mulut disumpal kain manset. Tanda-tanda kekerasan fisik jelas terlihat,” ujarnya.
Tim forensik juga menemukan darah di area paha dan kaki korban, yang belum bisa dipastikan sumbernya. Dugaan kuat, pelaku sempat melakukan kekerasan seksual sebelum menghabisi nyawa korban.
Dari hasil olah TKP, barang-barang pribadi korban seperti ponsel, dompet, dan identitas diri hilang. Polisi menduga pelaku sudah mempersiapkan aksinya dengan matang.
Pihak kepolisian kini berkoordinasi dengan tim cyber untuk melacak aktivitas digital korban dan pelaku, termasuk riwayat pesan di ponsel dan akun media sosial mereka. [zainal/a46]
